Transformasi Digital harus Jadi Sarana Perkuat Persatuan, Keadilan,dan Kesejahteraan

Jakarta – Transformasi digital jangan hanya menjadi alat pendukung
produktivitas dan efisiensi. Transformasi digital juga harus menjadi
sarana memperkuat persatuan, keadilan, hingga kesejahteraan.

“Transformasi digital diharapkan dapat kita manfaatkan secara
optimal,” kata Direktur Harian Common Room, Gustaff H Iskandar,
melalui keterangan tertulis, Sabtu (17/8/2024).

 Pernyataan Gustaff itu dikemukakan saat menjadi pembicara dalam
webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Penguatan
Transformasi Digital dengan Budaya Pancasila. Diskusi virtual ini
digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Jumat, 16 Agustus
2024.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna mempercepat dan
memperkuat transformasi digital. Kendati demikian, menurut Gustaff,
percepatan dan penguatan transformasi digital tetap harus mencerminkan
nilai-nilai ideologi Pancasila.

“Tidak hanya kita di Indonesia, tapi seluruh negara saat ini mau tidak
mau harus mulai belajar dan memikirkan bagaimana caranya memanfaatkan
teknologi internet secara optimal,” ujar Gustaff.

 Pemerhati pendidikan Yohana Elizabeth mengatakan keunikan bangsa
Indonesia adalah adanya keragaman budaya yang belum tentu dimiliki
negara lain. Dengan keunikan itu, Indonesia dapat menjadi suatu bangsa
yang besar terlebih jika dikaitkan dengan transformasi digital.

“Nilai digitalisasi akan sangat indah, akan sangat baik, dan sangat
bijak bila dipakai dengan hal-hal yang sangat positif,” ujar Yohana.

Dalam diskusi yang digelar rutin itu, dibahas bahwa percepatan
transformasi digital berlandaskan Pancasila juga penting guna
menghadapi tantangan global. Mulai dari informasi yang tidak akurat,
pengaruh budaya asing, dan ancaman keamanan siber.