Waspada penyebaran Paham Radikal Terorisme di Lingkugannya,  Mahasiswa harus punya Sense of Crisis

Balikpapan –  Mahasiswa Universitas Balikpapan (Uniba) sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki sense of crisis jika menemukan hal-hal yang menyimpang di lingkungannya, seperti penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Hal tersebut agar paham paham tersebut tidak menyebar di lingkungan kampus.

Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Mayjen TNI Roedy Widodo, saat menjadi narasumber pada acara Kuliah Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Balikpapan Tahun 2024.

Acara yang  diikuti sebanyak 430 mahasiswa baru dengan mengambil Tema “Menyiapkan Mahasiswa Baru sebagai Generasi yang Tangguh, Berkarakter, Kreatif dan Inovatif, Menuju Kompetisi Gerbang Emas Ibu Kota Nusantara (IKN)” ini berlangsung di Auditorium Uniba, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (16/8/2024).

“Mahasiswa tentunya harus punya kepekaan untuk bisa mengenali tanda-tanda yang sudah mengarah kepada intolaran itu seperti apa, minimal kepada dirinya sendiri dan juga di lingkungannya, baik di lingkungan teman-temannya dan juga  lingkungan di keluarganya,” ujar Mayjen TNI Roedy Widodo. .

Menurutnya, kepekaan -kepekaan ini tentunya harus dipertajam oleh para individu-individu para mahasiswa. “Sehingga paham-paham intoleransi dan radikalisme dan sebagainya tadi tidak masuk ke lingkungan individu, kampus ataupun keluarga dan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Hal tersebut sejalan dengan apa yan gsudah disampaikannya dalam menyampaikan materinya kepada para mahasiswa dengan tujuan untuk memberikan resilience atau suatu ketahanan individu kepada mahasiswa, komunitas dan juga pengenalan di lingkungan kampus.

“Hal ini dalam rangka untuk menciptakan deteksi dini, bisa mendeteksi secara dini,  kemudian melakukan perlawanan, daya cegah, daya tangkal, daya lawan agar kampus ini terbebas dari paham-paham  intoleransi, radikalisme apalagi juga terorisme,” ujarnya .

Hal ini sangat diperlukan karena sekarang ini kota Balikpapan ini bisa dikatakan sebagai daerah penyangga. Yang mana kota Balikpapan ini sangat dekat dengan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN).

“ Karena kampus (Uniba) ini mempunyai semangat ataupun patriotisme yang tinggi, sehingga yang bisa mengawal IKN nantinya siapa lagi, yang antara lain orang-orang yang lahir dari dunia kampus ini,” ujar alumni Akmil tahun 1990 ini menjelaskan.

Sebagai upaya agar mahasiwa Uniba ini bisa menjaga kampusnya dari penyebaran paham radikal terorisme menurutnya tentu nanti akan dilakukan kerjasama Uniba dengan BNPT melalui Direktorat Pencegahan BNPT dan juga Subdit Pemberdayaan Masyarakat dimana nanti ada bagian dari program pemberdayaan perempuan remaja dan anak-anak. Yang mana hal tersebut nantinya akan menjadi tugas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) sebagai kepanjangan tangan BNPT yang ada di setiap provinsi untuk membentuk Penguatan Kampus Kebangsaan.

“Tentunya kita akan melakukan komunikasi terlebih dahulu agar selanjutnya mungkin ada semacam kesepakatan dengan pihak Kampus yang selanjutnya kita bua program Kampus kebangsaan yang bertujuan untuk mencegah paham radikal dan terorime agar tidak berkembang di wilayah kampus,” ujanrya.

Hal ini menurutnya penting dilakukan dikarenakan pencegahan ini dapat berangkat dari yang rendah dulu, mulai dari individu resilience kemudian family resilience, community resilience  dan naik kepada nationality resilience.

“Sehingga nantinya negara atau bangsa ini mempunyai daya tahan yang luar biasa yang akan memperjuangkan bagaimana bisa tercapainnya stabilitas  keamanan dan juga keterlibanan,” ujanrya.

Kepada mahasiwa Uniba, Deputi I BNPT  ini juga berpesan bahwa di HUT RI ke-79 ini mahasiswa bisa mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan dan menumbuhkan rasa nasionalisme, yang salah satunya nanti melalui lomba jurnalisme kebangsaan. Ini sebagai salah satu upaya mahasiwa untuk dapat  mengeksplorasikan diri  dengan menuangkan ide-iden, inovasi, kreativitasnya dalam rangka mengisi kemerdekaan.

Kemudian dari situ menurut mantan Dandim 0603/Lebak ini, mahasiwa diharapkan nantinya bisa membuat karya-karya yang luar biasa dan pandai-pandai untuk mengisi diri sendiri dengan ilmu pengetahuan apapun sesuai dengan bidang yang masing-masing.

“Karena pilihannya yaitu mau jadi manusia yang biasa-biasa saja atau menjadi manusia unggul?. Karena  kalau menjadi manusia biasa biasa saja maka 1.000 halangan atau 1.000 tantangan pasti akan jadi masalah. Tetapi kalau mau menjadi manusia yang diatas rata rata maka halangannya cuma satu yaitu tidak ada alasan untuk terus berkarya, berinovasi dan kreatif,” katanya mengakhri .

Sementara itu Rektor Universitas Balikpapan, Dr. Ir. Isradi Zainal, M.T., M.H, M.K.K.K., ASEAN.ENG, mengapresiasi terhadap materi yang telah disampaikan BNPT kepada para mahasiswa barunya. Karena dengan apa yang sudah disampaikan Deputi I BNPT maka setidaknya dalam sedini mungkin anak muda ini diberitahu mengenai ciri-ciri potensi dan bagaimana menanggulanginya.

“Jadi kami mengapresiasi yang  luar biasa bagi BNPT. Dan tentu saja kita berharap output daripada materi itu bahwa anak-anak mahasiswa ini tidak ada sikap intoleransi radikalisme dan terorisme, namun para mahasiswa bisa bersikap toleransi dengan semuanya,” kata Dr. Ir. Isradi Zainal,.

Karena menurutnya, pihaknya selalu berkomitmen terhadap sikap yang bertoleransi terhadap sesama dan anti terhadap aksi terorisme, termasuk upayanya nanti dalam menjaga  IKN tersebut yang mana dulunya termasuk wilayah Balikpapan seberang.

“Jadi kami berkomitmen untuk itu.. Jadi kata kuncinya yaitu tidak boleh ada intoleransi di bumi nusantara ini baik di nusantara besar, nusantara kecil ataupun Nusantara dalam ibukota tidak boleh. Jadi nggak boleh ada praktek-praktek yang intoleransi,” katanya..

Oleh karena itu pihaknya selalu berupaya melindungi mahasiswa dari penyebaran paham radikal terorisme. Karena pihaknya selalu meminta kepada para mahasiswa untuk bisa menjadi mahasiswa yang unggul, mandiri dan berbudaya.

“Kalau orang berbudaya itu sudah pasti anti terorisme. Karena budaya itu diawali dengan kejujuran, sikap benar, kemudian cinta tanah air, kemudian kepentingan negara diatas kepentingan pribadi. Ya kan sekaligus mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah,” ujarnya mengakhiri.

Dalam acara tersebut Deputi I BNPT tampak didampingi Direktur Pencegahan, Prof Dr. Irfan Idris, MA., Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, Kolonel Sus. Harianto, M.Pd., dan Ketua FKPT Kaltim, H. Ahmad Jubaidi, S.Sos,