Bogor – Dalam memperingati 79 tahun kemerdekaan Republik Indonesia
(RI), semangat persatuan dan kebhinekaan yang menjadi fondasi utama
bangsa ini harus terus dirawat. Bangsa Indonesia, terutama generasi
muda, perlu memahami pentingnya menjaga persatuan, terutama di tengah
maraknya ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang dapat
mengancam stabilitas negara.
Hal itu dikatakan Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan
Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik
Indonesia (BNPT RI) Mayor Jenderal TNI Roedy Widodo di Bogor, Rabu
(14/8/2024). Ia mengungkapkan mudahnya beberapa segmentasi masyarakat
terhadap pemahaman radikalisme dan terorisme. Roedy mengingatkan bahwa
ada tiga kelompok yang rentan terpapar radikalisme.
“Tiga kelompok yang rentan terpapar radikalisme adalah wanita, remaja,
dan anak-anak. Remaja, sebagai generasi penerus bangsa, sering kali
menjadi sasaran empuk karena mereka berada pada tahap pencarian jati
diri dan cenderung mudah dipengaruhi,” jelasnya.
Roedy berpendapat bahwa ciri-ciri remaja yang terpapar radikalisme
meliputi beberapa perubahan perilaku yang signifikan. Remaja yang
terpapar radikalisme biasanya menjadi lebih tertutup, mudah marah,
memutus hubungan dengan orang tua dan keluarga, sering mengkritik
secara berlebihan terhadap apapun yang dilakukan oleh pemerintah, dan
anti terhadap budaya atau kearifan lokal.
Derasnya arus informasi di era digital saat ini, banjir informasi
sering kali menjadi ladang subur bagi penyebaran paham radikal melalui
hoaks dan propaganda. ia menekankan pentingnya melakukan tabayyun,
atau pengecekan ulang terhadap informasi yang belum jelas sumbernya,
sebelum mempercayainya.
“Segala informasi yang belum jelas sumbernya perlu dicek ulang atau
tabayyun agar tidak menyesatkan. Kerugian yang ditimbulkan dari
informasi yang sesat mungkin tidak langsung dirasakan dampak buruknya,
namun tetap akan merugikan banyak pihak di kemudian hari,” tegasnya.
Dalam memperingati 79 tahun kemerdekaan RI, Mayjen Roedy Widodo
mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, menjaga lingkungan dari
paham-paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme adalah kunci untuk
memastikan stabilitas dan ketahanan nasional.
“Dengan bahasa persatuan sebagai identitas bangsa, serta kesadaran
akan pentingnya tabayyun dalam menghadapi banjir informasi, kita dapat
merangkai persatuan dalam semangat Nusantara yang baru,” imbuh Roedy.
Roedy berpesan agar seluruh anak bangsa tetap konsisten menjaga
persatuan Indonesia. Dengan terus mengedepankan nilai-nilai
kebhinekaan dan Pancasila, Indonesia akan terus menjadi negara yang
kuat dan bersatu dalam menghadapi segala bentuk ancaman.