Malang – Radikalisme adalah tantangan serius yang membutuhkan
pendekatan holistik. Pastor Gereja Katolik Paroki St. Albertus de
Trapani Malang, RD Agustinus Galuh Wicaksono menekankan pentingnya
pendidikan, kesejahteraan sosial, penegakan hukum, dan dialog antar
kelompok untuk mengurangi dan mencegah radikalisme.
Menurut Romo, pendidikan inklusif dan penyuluhan berkesinambungan
sangat penting. “Kita perlu menyertakan pelajaran tentang toleransi
dan keragaman budaya dalam kurikulum sekolah serta mendorong
pendidikan karakter yang mengajarkan empati, rasa hormat, serta
keadilan,” ujar Romo dikutip dari www.rri.co.id, Kamis (25/7/2024).
Forum dialog antaragama dan antarbudaya juga esensial untuk mengurangi
prasangka. Kampanye publik dan media sosial juga efektif untuk
meningkatkan kesadaran sosial tentang pentingnya bertoleransi.
“Dialog adalah jembatan untuk mengatasi kesalahpahaman dan konflik,” tambahnya.
Romo yang khas dengan senyumnya dan tutur bahasa santunnya ini juga
mengusulkan penegakan peraturan anti-diskriminasi dan kebijakan yang
mempromosikan inklusi sosial.
“Pemerintah perlu membuat kebijakan yang menghargai keragaman,” katanya.
Selain toleransi, moderasi beragama penting untuk menghindari
ekstremisme. Moderasi menekankan keseimbangan, toleransi, dan juga
penolakan terhadap kekerasan serta fanatisme berlebihan. Romo mengajak
semua pihak untuk berperan aktif dalam melawan radikalisme dan
menciptakan artmosfer masyarakat yang damai dan harmonis.
“Dengan kerja sama berbagai pihak, kita dapat mengatasi radikalisme
dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.