Lisa Borch, seorang remaja Denmark dan pacarnya asal Irak, dijebloskan ke penjara setelah menikam ibunya sendiri hingga tewas. Peristiwa ini terjadi di daerah Kvissel, Denmark Utara, pada medio Oktober 2014. Kasus ini baru saja selesai disidangkan di Denmark.
Sebelumnya, gadis berambut pirang yang baru berusia 15 tahun ini diketahui menikam ibu kandungnya sendiri, Tina Römer Hotegaard, dengan bantuan pacarnya setelah sebelumnya menonton video pemenggalan kepala seorang sandera yang dilakukan oleh ISIS.
Pengadilan juga mengungkap bahwa Borch begitu terobsesi dengan kelompok teroris ISIS, setelah menjalin hubungan cinta dengan seorang pria asal Iraq bernama Bakhtiar Mohammed Abdulla. Mereka bertemu di pusat pengungsian di Denmark, dekat rumah Borch. Dari persidangan ini diketahui Borch merencanakan untuk terbang ke Suria untuk bergabung dengan ISIS.
Seperti dikutip Daily Mail, sesaat setelah berhasil membunuh ibunya, Borch menelepon polisi dan mengatakan bahwa ia mendengar ibunya berteriak, ia juga mengatakan melihat seorang kulit putih berlari keluar rumah. Polisi tiba dan menemukan Holtegaard telah tewas bersimbah darah dengan lebih dari 20 luka tikaman. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Ibu naas ini dibuat mabuk sebelum dibunuh.
Polisi menyatakan, ketika mereka datang, mereka melihat Borch tengah duduk santai di kursi sambil menonton video di ponselnya. Ketika ditanya keberadaan ibunya, ia cuma menjentikkan jari dan menunjuk ke lantai atas. Belakangan polisi memeriksa komputer milik Broch dan mengetahui bahwa remaja tersebut telah menonton video eksekusi oleh ISIS selama beberapa jam.
Sementara itu International Business Times melaporkan bahwa sebelum melakukan pembunuhan, Borch sempat bertengkar dengan ibunya yang tidak menyetujui hubungannya dengan Abdulla. Dalam persidangan, Abdulla dan Borch ternyata malah saling menyalahkan dan berkali-kali mengubah keterangannya kepada polisi.
Jens Holtegaard, ayah tiri Borch dan suami Tina Römer Hotegaard, tengah dalam perjalanan kerja ketika peristiwa ini terjadi. Kepada Bild ia mengatakan, “Tina seorang ibu luar biasa yang mau melakukan apa saja untuk kebaikan anaknya. Dalam imajinasi terburuk pun aku tak bisa membayangkan kejadian ini. Tak ada masalah dalam masa perkembangan Lisa yang bisa mengakibatkan hal ini. Semuanya terjadi begitu mendadak seperti komet, benar-benar tak diketahui.”
Atas kejadian ini Borch dihukum untuk masa tahanan sembilan tahun. Sementara Abdulla akan menjalani hukuman 13 tahun penjara, sebelum akhirnya dideportasi ke negara asalnya. Keduanya juga diwajibkan membayar kompensasi kepada para anggota keluarga yang ditinggalkan, yakni Jens Holtegaard, serta dua saudara kandung Borch