Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama Persatuan
Putra Putri Angkatan Udara (PPPAU) akan menyelenggarakan Sosialisasi
Empat Pilar MPR RI. Setelah sebelumnya juga sudah melakukan
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Forum Komunikasi Putra Putri
Angkatan Laut (FKPPAL), dan Himpunan Putra-Putri Keluarga Angkatan
Darat (HIPAKAD).
Setelah diselenggarakan oleh masing-masing organisasi, puncaknya akan
diselenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Gabungan bersama PPPAU,
FKPPAL, dan HIPAKAD. Sebagai wujud soliditas kebangsaan, khususnya di
masa peralihan kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden
Terpilih Prabowo Subianto. Mengingat tantangan bangsa ke depan sangat
besar, khususnya dari sektor perekonomian yang jika tidak diantisipasi
sejak dini bisa mengakibatkan dampak sosial, politik, dan kebangsaan
yang besar.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap mulai derasnya gelombang
pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat situasi perekonomian dunia yang
tidak stabil. Saat ini saja, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara
(KSPN) melaporkan sudah ada sekitar 13.800 buruh tekstil terkena PHK
dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024. Selain itu, setidaknya sudah
ada 6 pabrik besar yang tutup, dan 4 pabrik besar yang melakukan PHK
untuk efisiensi. Sektor ekonomi digital juga turut terkena, Tokopedia
telah mengumumkan PHK pada 450 orang karyawannya,” ujar sekaligus
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu usai menerima pengurus PPPAU,
FKPPAL, dan HIPAKAD, di Jakarta, Senin (24/6).
Menurut dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hampir 10 juta
atau sekitar 22,25 persen Generasi Z berusia 15-24 tahun berstatus
tidak memiliki kegiatan, baik kegiatan di pekerjaan, pendidikan,
maupun training/pelatihan. “Data lain dari Litbang Kompas, jika data
Gen Z ditambah kelompok usia 25-29 tahun, maka terdapat 66 persen
kalangan muda yang tidak memiliki kegiatan. Artinya, 2 dari 3 kaum
muda produktif berusia dibawah 30 tahun justru sedang menganggur atau
tidak memiliki kegiatan,” kata Bamsoet.
Dia menuturkan, derasnya gelombang PHK yang menyebabkan pengangguran,
jika tidak disikapi dengan serius dapat dimanfaatkan oleh berbagai
pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat situasi sosial di
masyarakat menjadi panas. “Peristiwa Mei 1998 mengajarkan kepada kita
bahwa gonjang ganjing ekonomi bisa berdampak pada sosial, politik, dan
berujung pada masalah disintegrasi bangsa.”
Menurut dia, Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto sudah memiliki
berbagai cara dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan. Langkah
tersebut patut didukung oleh berbagai kalangan. Langkah Prabowo
tersebut setidaknya terbagi dalam lima langkah.
Pertama, mengenai kualitas hidup masyarakat Indonesia, terutama
generasi muda bangsa untuk mendapatkan makanan bergizi dan akses
seluasnya terhadap pendidikan. Kedua, Ketahanan pangan sebagai
pertahanan bangsa Indonesia melalui food safety nets, memastikan
Indonesia kuat di bidang pangan. Ketiga, diversifikasi segala lini
sumber sumber daya yang ada melalui pemanfaatan teknologi, termasuk
teknologi informasi.
“Keeempat, Iklim usaha, pariwisata, dan optimalisasi resources; dan
Kelima, Gagasan keseimbangan geopolitik antara China, Barat dan
Amerika Serikat, Timur Tengah, serta negara-negara Afrika. Dititik
ini, Prabowo menekankan bahwa kedaulatan dan kepentingan Indonesia
adalah hak yang utama, sehingga Indonesia tidak bisa hanya memihak
pada satu kekuatan saja. Melainkan juga akan berkolaborasi dengan
berbagai pihak.”
Dalam pertemuan itu, hadir antara lain, Ketua Umum HIPAKAD Hariara
Tambunan, Ketua Umum FKPPAL Ariadi Kusumadi, dan Ketua Umum PPPAU
Fastabiqul Khairat. Hadir juga jajaran FKPPAL antara lain, Tommy
Hutape, Imam Pusbaya, Yuni Salviah, Yefta Kaligis, dan Andrea. Serta
jajaran PPPAU antara lain, Wakil Ketua Umum Dimas Andrew, Wasekjend
Dwi Krishna, Wasekjend Mustika Retnowati, dan Ketua Pengurus Daerah
Sulawesi Selatan M.Ramdhan.