Ankara – Aparat keamanan Turki melakukan operasi besar di Istanbul
guna menelusuri jaringan pendanaan terorisme ISIS alias ISIL alias
Daesh alias IS, dan menangkap sejumlah karyawan gerai penukaran mata
uang asing dan perusahaan dagang asing.
Dikutip Hurriyet Daily News, sumber-sumber keamanan mengatakan pada
hari Senin (10/6/2024) bahwa unit kontraterorisme Kepolisian Istanbul
memantau sejumlah perusahaan yang diduga memberikan dukungan finansial
kepada ISIS.
Polisi mengamati penggunaan mata uang kripto dan financial nexus ISIS
di Turki, mengidentifikasi beberapa tersangka yang bekerja di sejumlah
gerai penukaran mata uang, perusahaan ekspor/impor dan perusahaan
logistik internasional yang beroperasi di Istanbul.
Dalam operasi yang dilakukan pada 7 Juni pihak berwenang menangkap 11
individu, termasuk para pemilik gerai penukaran uang, perusahaan
ekspor/impor, yang sebagian di antaranya berasal dari Suriah dan Iraq,
dua negara di mana ISIS bermula dan bercokol.
Aparat berhasil mengungkap dana yang berhasil dikumpulkan oleh
perusahaan-perusahaan itu dikirim ke luar negeri dengan sistem
“Hawala”, metode transfer dana informal yang sudah lazim. Mekanisme
ini memungkinkan individu atau kelompok mengirimkan uang ke berbagai
negara melalui jaringan tak berlisensi dan perantara pengiriman uang
informal.
Dari hasil investigasi diketahui jumlah uang yang ditransfer lewat
sistem Hawala cukup besar.
Dana yang dikumpulkan dengan kedok kegiatan komersial yang sah oleh
gerai penukaran mata uang, perusahaan impor/ekspor dan perusahaan
logistik disalurkan ke kantong-kantong ISIS di Suriah.
Para tersangka diketahui memiliki kontak langsung maupun tidak
langsung dengan para pemimpin ISIS, kata sumber-sumber tersebut.
Perusahaan-perusahaan bermasalah itu dibekukan aktivitasnya dan asetnya disita.
Turki mengalami serangkaian serangan terorisme yang diklaim oleh ISIS
kerun beberapa tahun terakhir, termasuk serangan terhadap sebuah
gereja Katolik di Istanbul pada bulan Januari tahun ini.