Paus Fransiskus memperingatkan kemungkinan bahaya laten infiltrasi ISIS ke Eropa, memaanfaatkan eksodus para pengungsi dari Suriah. Hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan Radio Renascenca. Wilayah Eropa tengah mengalami krisis kedatangan para pengungsi dari wilayah Suriah, yang mendapat tanggapan beragam dari masyarakat Eropa.
Ketika ditanyakan soal tantangan Eropa dalam menghadapi gelombang pengungi, Paus menyatakan sikap masyarakat Eropa kini telah berubah, lebih terbuka dan menerima kedatangan para pengungsi. Namun ia memperingatkan kemungkinan hadirnya ancaman baru terorisme bersama kedatangan para pengungsi.
“Saat ini kondisi keamanan di teritori perbatasan tidak lagi sama dengan periode sebelum fenomena migrasi massal. Kenyataannya, hanya berjarak sekitar 400 kilometer dari Sisilia (Italia), terdapat kelompok teroris yang sangat kejam (ISIS). Jadi potensi bahaya infiltrasi mereka ke Eropa sangat nyata,” kata Paus.
Di tahun ini ISIS sempat menyebarkan pesan ancaman pengiriman pasukan mereka di Afrika Utara untuk menginvasi Italia, menggunakan wilayah Libya menjadi “gerbang menuju Roma”. Sebagai bagian dari upaya propagandanya, kelompok teroris ini memposting beberapa poster menggambarkan wilayah Vatican terbakar, dengan latar belakang bendera hitam ISIS.
Menanggapi hal ini Paus Fransiskus menyatakan, tak seorang pun bisa mengatakan Roma kebal dari ancaman ini. Namun begitu, Paus tetap menyatakan bahwa kitab suci memerintahkan umat Kristen untuk menolong para pengungsi, “menyediakan tempat berteduh, menyambut dan membantu mereka berintegrasi dalam masyarakat Eropa.”
Sumber: RT America