Bandung – Petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah figur paling
dekat dengan narapindana kasus terorisme (napiter). Artinya, petugas
Lapas berperan sangat penting dalam proses deradikalisasi napiter
selama menjalani masa tahanan.
Karena itulah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memberikan
apresiasi kepada petugas pemasyarakatan yang selama ini telah
berhadapan dan berinteraksi langsung dengan narapidana terorisme yang
sedang menjalani masa hukuman.
“Kita tentunya perlu mengapresiasi rekan–rekan petugas pemasyarakatan
karena selama ini rekan–rekan telah bekerja keras dalam melakukan
pembinaan terhadap napiter,” ungkap Deputi Penindakan dan Pembinaan
Kemampuan BNPT, Irjen Pol Ibnu Suhaendra. S.I.K, pada penutupan
Pelatihan dan Peningkatan Kemampuan Petugas Pemasyarakatan dalam
Penanganan Napiter di Bandung, Kamis (26/10/2023).
Menurunya, melalui peran aktif petugas pemasyarakatan, fenomena
radikalisasi di lembaga pemasyarakatan dapat dicegah dan ditekan
termasuk mensukseskan program deradikalisasi.
“Melalui peran aktif rekan–rekan petugas pemasyarakatan, kami meyakini
proses radikalisasi dalam lapas dapat ditekan. Begitu pula dengan
proses deradikalisasi, kami juga berharap dapat semakin sukses
sehingga para napiter yang telah bebas tidak kembali pada kelompok
atau jaringan terorisme,” jelasnya.
Irjen Ibnu kembali mengingatkan pentingnya kerjasama dan sinergisitas
antara petugas pemasyarakatan dan BNPT dalam upaya penanggulangan
terorisme di Indonesia, terutama dalam memastikan agar napiter yang
telah bebas dan berbaur dengan masyarakat tidak kembali radikal dan
terlibat dalam aksi terorisme.
“Rekan–rekan petugas pemasyarakatan dapat terus terlibat dan
berkontribusi berkerjasama dan bersinergi dengan BNPT dalam upaya
penanggulangan terorisme di Indonesia,” ungkapnya.