Mojokerto – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota
Mojokerto menggandeng Kantor Kementerian Agama setempat mengadakan
Focus Group Discussion (FGD) penguatan moderasi beragama bagi guru
pendidikan agama di ruang Sabha Mandala Madya Balai Kota Mojokerto,
Rabu.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meminta agar tenaga pendidik dapat
menanamkan sejak dini sikap toleransi dan saling menghargai meskipun
ada perbedaan keyakinan.
“Kami harus tanamkan sejak dini kepada anak-anak kita terkait dengan
perbedaan bahwa di Indonesia ada enam agama, meski demikian kita ini
saudara, hal-hal begini harus kita tanamkan sejak dini ke anak-anak
kita,” ujar Ika Puspitasari dalam keterangannya, Rabu (18/10).
Perempuan yang akrab disapa Ning Ita tersebut menekankan bahwa
toleransi dan kerukunan harus dijaga dan dirawat di tengah keberagaman
dan perbedaan yang ada.
“Sebagai pendidik harus bisa menyampaikan dengan hal -hal sederhana,
yang mudah difahami. Sehingga, sejak dini anak-anak ini dibentengi
dari namanya intoleransi,” ujarnya.
Terlebih lagi mendekati musim pemilu, kata dia, anak-anak harus
dibentengi dari maraknya politik identitas yang mulai bermunculan di
media sosial.
“Era digitalisasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga
pendidik, kita harus menjadi pengawas, pengendali, terhadap dampak
arus keterbukaan informasi yang sedemikian hebatnya,” ujarnya.
Moderasi beragama, lanjut dia, dianggap menjadi tanggung jawab bersama
yang harus disosialisasikan, ditanamkan, dan diimplementasikan, baik
di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan pendidikan.
“Ini harus menjadi sesuatu yang terus secara istiqamah kita
kampanyekan bersama-sama,jangan sampai lengah,” ujarnya.