Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) bakal meneliti dugaan keterlibatan karyawan lain dalam tindakan yang mengarah ke terorisme. Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan pemeriksaan akan dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Itu karena PT KAI sudah bekerja sama dengan BNPT untuk mencegah aksi terorisme dan radikalisme. Pernyataan Didiek itu untuk merespons penangkapan seorang karyawan perusahaan pelat merah tersebut oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Bekasi, Jawa Barat, beberapa hari lalu.
“Jadi, rekan-rekan semua, ini kami sekarang tegaskan membatasi jajaran bahwa masing-masing pimpinan unit harus mengetahui bawahanya langsung,” ujar Didiek Hartantyo pekan lalu.
Didiek Hartantyo menambahkan, PT KAI mendukung berbagai upaya dalam memberantas praktik terorisme. Menurutnya perusahaan BUMN tidak akan menolerasi tindakan yang bertentangan dengan hukum, terlebih lagi pada kasus terorisme.
Ia berjanji, manajemen KAI akan menindak tegas karyawan yang terbukti terlibat kasus terorisme.
“Kita sudah menyadari, tetapi kita sudah berupaya maksimal, namun kemarin ada salah satu pegawai kami juru langsir di Stasiun Jakarta Kota. Jadi, kita menyerahkan prosesnya dan kami siap patuhi,” ujar Didiek.
Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap satu terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat. Terduga teroris itu karyawan KAI berinisial DE. Ia ditangkap di wilayah Bekasi, Jabar, Senin, 14 Agustus 2023. Saat digerebek, DE terbukti memiliki 16 pucuk senjata, terdiri dari 11 laras pendek dan 5 laras panjang sebagai barang bukti.
Selain itu, ada beberapa magasin dan amunisi senjata api dan komputer yang masih didalami pihak kepolisian. Terungkap juga, DE pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
DE juga tergabung dalam grup media sosial Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup itu adalah grup khusus penggalangan dana. Aswin juga mengonfirmasi, jika DE merupakan karyawan di salah satu BUMN.