Pontianak – Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kontra Propaganda (KP) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel Sus. Drs. Solihuddin Nasutiona, MSi, menjadi narasumber Workshop Karakter ID ”Kampus Rakyat Terpilih Indonesia” dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat di Hotel Golden Tulip, Pontianak, Rabu (10/5/2023). Pada kegiatan itu, Kasubdit KP kembali memaparkan strategi BNPT dalam menanggulangi radikalisme dan terorisme di Indonesia.
“Sebagai upaya menangkal paham radikalisme dan terorisme, BNPT menggunakan Langkah-lamgkah sebagai berikut: kesiapsiagaan nasional lewat kegiatan-kegiatan yang mampu memberikan imunitas kebangsaan dan keagamaan yang moderat, melakukan kontra narasi lewat media sosial salah satunya, dan deradikalisasi, yakni memutarbalikkan paham radikal pada seseorang yang sudah terpapar paham radikal terorisme,” papar Kolonel Solnas, panggilan karibnya.
Kemudian, jelas Kasbudit KP, BNPT juga melakukan langkah-langkah lebih fous dengan pemberian lima vaksin: transformasi wawasan kebangsaan, moderasi beragama, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, akar kebudayaan dan pembangunan kesejahteraan. Lima vaksin tersebut paralel dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, UU RI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Lebih jauh Kolonel Solnas juga memberikan pemahaman kepada peserta workshop yaitu para mahasiswa, tetang proses radikalisasi. Ia menjelaskan bahwa proses radikalisasi dapat terjadi melalui beberapa hal seperti, melalui pengajian, indoktrinasi, sosial media dan identifikasi diri dari sisi lemahnya seseorang.
“Maka perlu bagi kita untuk membentengi mahasiswa agar tidak terpapar ketika mengikuti sebuah pengajian yang menyeru kepada sikap radikal dan intoleran atau menemukan hal-hal yang bersifat radikal melalui media sosial,” jelasnya.
Pola yang digunakan di atas, ungkap Solnas nyatanya dapat menjaring beberapa mahasiswa yang menjadi bagian dari kelompok/individu terorisme.Selain berpotensi menjadi subjek yang terpapar, sebaliknya mahasiswa juga berpotensi menjadi agen kontra propaganda, garda terdepan dalam rangka pencegahan terorisme melalui media sosial.
“Potensi Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan kearifan lokal, agaknya dapat dikembangkan menjadi sebuah cara dalam mencegah paham radikalisme dan ekstrimisme. Mahasiswa dapat memasukkan paham persatuan bangsa dan moderasi beragama lewat tulisan-tulisan di media sosial,” kata Kolonel Solnas.
Kasubdit KP juga mengungkapkan faktor penyebab anak muda menjadi teroris. Pertama sedang mencari identitas diri. Kedua kebutuhan untuk saling memiliki, ketiga Ingin memperbaiki apa yang dianggap sebagai ketidakadilan, keempat Mencari sensasi dan kegagahan. Faktor kelima menaruh simpati pada kelompok radikal-teroris melalui internet.
Kegiatan ini diikuti mahasiswa serta akademisi di Kota Pontianak juga dihadiri Prof. Dr. Wajaidi Sayadi, M.Ag. (Ketua FKPT Provinsi Kalimantan Barat) dan Drs. Hermanus, M.Si. (Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Barat). Selain Kasubdit KP BNPT, narasumber lainnya adalah Viza Juliansyah, S.Sos, M.A., MIR. (Dosen Fisipol UNTAN), Tio Prasetyo Utomo.