Jakarta – Pakistan berencana meluncurkan operasi nasional baru untuk membasmi militan ISIS, kata komisi keamanan nasional pada Minggu (9/4), dalam langkah yang berpotensi merugikan negara yang sudah menghadapi krisis ekonomi dan politik besar-besaran.
Seorang analis mengatakan operasi itu juga akan berfungsi sebagai dalih bagi pemerintah untuk menunda pemilihan provinsi yang dijadwalkan bulan depan.
Pakistan berada dalam bahaya gagal bayar atas utangnya, dengan program bailout Dana Moneter Internasional terhenti sejak November, sementara pertempuran politik yang memar berkecamuk antara pemerintah dan mantan Perdana Menteri Imran Khan.
Terakhir kali mereka meluncurkan operasi habis-habisan melawan militan ISIS adalah pada 2014, dan merugikan negara miliaran dolar dan mengakibatkan lebih dari satu juta orang mengungsi dan ratusan orang terbunuh.
“Pertemuan itu sepakat untuk meluncurkan operasi komprehensif habis-habisan dengan seluruh bangsa dan pemerintah, yang akan membebaskan negara dari ancaman terorisme dengan semangat dan tekad baru,” kata komite keamanan dalam sebuah pernyataan.
Pakistan, sebuah negara bersenjata nuklir dengan rakyat berjumlah 220 juta, telah menyaksikan peningkatan serangan oleh militan ISIS dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah negosiasi dengan kelompok militan Tehreek-e-Taliban Pakistan gagal tahun lalu.
Tahun ini, kelompok tersebut dan faksi-faksinya melancarkan gelombang serangan termasuk bom bunuh diri di sebuah masjid di kota barat laut Peshawar yang menewaskan lebih dari 100 orang, sebagian besar polisi.
Komisi Keamanan tersebut mengatakan mereka menggelar sebuah rapat, Jumat, yang diketuai oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan dihadiri oleh para pemimpin militer negara itu, dan membentuk sebuah komisi untuk membuat rekomendasi terkait detail operasi anti-militan dalam dua minggu.