Jakarta – Di bulan penuh berkah yaitu bulan Ramadan seharusnya seluruh umat Islam memperkuat pemahaman terkait risalah Islam rahmatan lil alamin. Dimana Islam rahmatan lil alamin itu terbuka pada perbedaan dan menghargai kemanusiaan.
Hal itu diungkakpan , Ketua Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Ziyad saat mengisi pengajian dan buka puasa dengan Densus 88 di Jakarta, Jumat (7/4/2023). Pengajian itu dihadiri 48 eks narapidana terorisme (napiter) se-Jabodetabek, 7 orang mantan jaringan/kombatan dan 4 penyintas yang tergabung dalam tiga yayasan yang dibina langsung oleh Densus 88 Mabes Polri yaitu Yayasan DeBintal, Yayasan HWI dan Yayasan FKAAI.
Dalam pemaparannya, Ziyad menyampaikan tentang risalah Islam yang bersifat salam, rahmatan lil ‘alamin, terbuka pada perbedaan, dan menghargai kemanusiaan. Ia juga mengajak seluruh jamaah untuk mensyukuri nikmat Ramadan ini dengan berupaya saling berlomba dalam kebaikan.
“Pentingnya rasa syukur yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Indonesia yang memiliki begitu banyak perbedaan. Pesan mulia di bulan Ramadan ini agar kita senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan atau fastabiqul khairat,” pesannya.
Sementara itu Kadensus 88 Irjen. Pol. Marthinus Hukom dalam sambutannya menegaskan bahwa pengajian ini selain berfungsi membangun silaturahim, juga untuk membina pemahaman para mantan napiter dengan pendekatan humanis.
“Deradikalisasi adalah menghadirkan kembali sisi-sisi kemanusiaan di dalam kehidupan mereka yang selama ini hilang dari kita semua, bukan hanya kepada mereka yang melakukan, tapi juga kita, kita Densus 88 yang memandang mereka berbeda, mereka memandang kita berbeda. Kita pertemukan ada sisi kesamaan bukan perbedaan karena ada rasa cinta terhadap sesama,” ujarnya.