Sorong – Masyarakat di Papua Barat Daya harus merawat persatuan dan menjaga perbedaan dengan prinsip toleransi untuk mencegah penyebaran radikalisme. Pasalnya, kemajemukan di Tanah Papua adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Kita harus tetap merawat persatuan dan setiap perbedaan bisa dijaga di Sorong melalui prinsip toleransi,” ujar Ketua Harian Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat Franky Umpain, di Kota Sorong, dikutip dari kepada TribunPapuaBarat.com, Sabtu (25/2/2023).
Pernyataan itu diucapkan Franky saat menjadi narasumber pada kegiatan Para-para Kebangsaan.
“Para-para Kebangsaan yang melibatkan berbagai organisasi pemuda ini bertujuan melihat lebih dekat soal kemajemukan di Papua. Semua pihak bisa memahami konteks kemajemukan yang menjadi anugerah dari Tuhan kepada Tanah Papua,” ujar Franky
“Kita harus tetap merawat persatuan dan setiap perbedaan bisa dijaga di Sorong melalui prinsip toleransi,” tuturnya.
Nantinya setiap orang yang hidup di Papua Barat Daya harus bisa saling menghormati, sehingga perbedaan itu bisa maksimal.
Ia menyadari, hingga kini masih ada stigma tentang Papua dan Non Papua masih hidup di masyarakat. Untuk itu, sebagai anak-anak adat di LMA, pihaknya bertanggungjawab sebagai anak bangsa dalam menjaga seluruh warga di Provinsi Papua Barat Daya.
“Semua orang nantinya bisa memaksimalkan peluang-peluang yang diberikan melalui kebijakan di dunia pendidikan dan lainnya,” katanya.
Franky berharap, ruang diskusi lintas pemuda dan masyarakat harus bisa terus dibuka agar bisa menjaga toleransi serta mencegah radikalisme wilayah Sorong .