Jakarta – Markas Besar TNI Angkatan Darat mengirimkan prajurit TNI AD ke Papua untuk menangani aksi teror dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Pada hari ini saya akan ke bandara Halim, saya ingin melihat pasukan yang akan diberangkatkan ke Papua, saya akan memberikan (dukungan) moril kepada mereka,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman usai Rapim di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Sabtu (11/2).
Kasad menyebut pasukan TNI AD yang diberangkatkan ke Papua difokuskan penanganan KKB di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Selain untuk mengevakuasi Pilot Susi Air, Dudung menyebut pemberangkatan pasukan TNI AD untuk mengejar KKB yang melakukan pembakaran Pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2).
“Kira-kira begitulah. Dua-duanya, target itu harus tercapai,” ujarnya.
Meski demikian, Kasad Dudung enggan membeberkan jumlah pasukan dan satuan elite TNI AD mana yang diberangkatkan ke Papua karena merupakan rahasia demi menjaga keamanan.
“Pihaknya melakukan pendekatan humanis namun tetap tegas terhadap KKB Papua sebagaimana arahan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono,” katanya.
Dikatakan Dudung, pendekatan tetap humanis, tetapi sebetulnya yang bisa menjawab ini adalah kewenangan Mabes TNI.
“Kalau saya kan hanya mengirim. Tapi yang menggunakan itu Mabes TNI. Konsepnya saya lihat Panglima tetap persuasif, humanis, dan tegas terhadap para pelaku teroris,” tuturnya.
Kasad menyebut akan mengantar langsung pasukan TNI AD bertolak ke Papua melalui Bandara Halim Perdanakusuma untuk memberikan dukungan moril agar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan menjaga masyarakat yang ada di sana dari ancaman atau intimidasi KKB.
Pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter PCY ditemukan terbakar di Lapangan Terbang Paro, sementara lima penumpang dievakuasi ke Timika.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyebut TNI saat ini mengutamakan mencari keberadaan Pilot Pesawat Susi Air Philips M setelah mendeteksi keberadaannya.
Menurut Yudo, Philips tidak disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat OPM melainkan melarikan diri setelah diancam saat pesawat dibakar KKB.