Damaskus – Gempa besar yang mengguncang Turki dan Suriah dipakai oleh sejumlah tahanan untuk memberontak. Kejadian pada Senin (6/2) itu berlangsung di penjara di kota Rajo Suriah.
Sumber kantor berita AFP di Suriah menyebut, pemberontakan tersebut menyebabkan 20 napi kabur. Mayoritas dari mereka diduga kuat anggota ISIS.
Sumber itu menambahkan, penjara di kota Rajo menampung 2000 napi. Sebanyak 1300 di antaranya diduga sebagai anggota ISIS.
“Setelah gempa mengguncang, Rajo terdampak dan napi mulai memberontak dan mengambil alih beberapa bagian dari penjara,” ucap seorang pejabat di penjara Rajo seperti dikutip dari AFP, Senin (6/1).
“Sebanyak 20 napi kabur. Mereka dipercaya sebagai milisi ISIS,” sambung dia.
Gempa yang mengguncang Suriah dan Turki diketahui berkekuatan 7.8 magnitudo. Badan survei geologi Amerika Serikat menyebut, gempa itu terbesar sepanjang sejarah.
Sampai saat ini jumlah korban jiwa di Suriah dan Turki mencapai lebih dari 4000 ribu orang.
Sebelum gempa mengguncang, sejak 2011 Suriah dihantam gelombang kerusuhan yang menentang kekuasaan Bashar al-Assad.
Kondisi diperparah dengan pemberontakan yang dilakukan kelompok teroris seperti ISIS. Bahkan kota Raqa di Suriah sempat direbut dan dijadikan ibu kota ISIS.
Sepanjang konflik lebih dari satu dekade ini sebanyak 500 ribu jiwa melayang. Setengah dari populasi Suriah pun memilih kabur dan menjadi pengungsi di Turki.