Deputi 1 BNPT, Mayjen TNI Agus SB, mengingatkan generasi muda atas maraknya propaganda kekerasan atas nama agama di dunia maya. Menurutnya, ajaran agama yang sejatinya memuat nilai-nilai luhur berubah menjadi propaganda kekerasan di dunia maya. Propaganda ekstrimis tersebut selain berdampak pada teracuninya pemikiran generasi muda juga telah melecehkan nilai luhur agama.
Agus SB mencontohkan penggunaan kalimat tauhid dalam bendera ISIS. Dia mengaku tak sanggup membayangkan kalimat yang dijunjung tinggi umat Islam sebagai pengakuan Tuhan yang Satu dan kenabian Muhammad (Laa ilaaha illallah) dijadikan simbol untuk membunuh orang tak berdosa. Menurutnya ini jelas merusak citra dan nama baik agama.
“Nah, di internet ajaran agama itu banyak disalahtafsirkan untuk kepentingan-kepentingan yang keluar dari nilai agama itu sendiri, lewat dunia maya kelompok teror dan kekerasan itu justru menjadikan agama untuk propaganda,” ujar Agus SB mengingatkan dalam Workshop Program Damai di Dunia Maya, Selasa (8/9/2015).
Karena itu Agus SB meminta generasi muda untuk lebih berhati-hati dalam memperkaya keilmuan agama. Generasi muda menurutnya memang harus mendalami ajaran agama secara serius, namun ia mengingatkan harus bersumber dari otoritas yang dapat dipertanggungjawabkan. Belajar agama harus lewat guru-guru yang terpercaya, yang memiliki keilmuan secara mumpuni, dan yang terpenting adalah guru yang mengajarkan agama sebagai rahmat dan kasih sayang pada sesama.
Di dunia serba siber seperti saat ini, menurut Agus SB tak jarang banyak orang mengaku ahli beragama, namun justru pemahaman keagamaannya membahayakan bagi orang lain dan negara. Orang-orang yang membahayakan negara ini juga menjajakan ajaran kekerasan di dunia siber. Karenanya ia meminta agar anak muda berhati-hati saat menerima informasi soal agama di internet, bisa jadi yang ia pelajari justru berisi propaganda kekerasan.
“Makanya urusan agama jangan tanya pada ‘Ustadz Google’! Carilah Ustadz yang berintegritas dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya mengingatkan.
Agus SB memiliki tips tersendiri untuk melakukan deteksi dini terhadap model agama yang baik yang sesuai dengan apa yang dibawa Nabi. Menurutnya agama pasti tidak pernah mengajarkan orang melakukan kejahatan dan kekerasan. Karenanya jika ada agama yang mengajar membunuh atau mencaci maki orang lain, bisa dipastikan itu adalah paham kekerasan berkedok agama.
Selain dari anjuran untuk memperkaya wacana keagamaan, Agus SB juga mengingatkan generasi muda untuk terus memperkuat rasa nasionalisme. Baginya, nasionalisme sejalan dengan nilai-nilai agama dan perlu dikawinkan dalam satu gagasan yang utuh. Dengan demikian rasa cinta dan nilai-nilai agama akan memberi dorongan positif bagi kehidupan bernegara di masa yang akan datang. Bersama cegah terorisme!