Jakarta – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengenang semua warga Kanada yang telah terbunuh karena keyakinan Islam mereka dalam momen peringatan tahun keenam peristiwa penembakan Masjid Quebec .
Dia kemudian menegaskan bahwa warganya harus berkomitmen kembali pada nilai-nilai keterbukaan dan rasa hormat setiap hari.
“Hari ini, kita mengingat enam orang yang kehilangan nyawa dan 19 lainnya yang terluka parah dalam serangan di Center Culturel Islamique de Québec di Sainte-Foy,” kata Trudeau dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada 29 Januari, hari yang menandai peringatan nasional serangan Masjid Kota Quebec dan Aksi Melawan Islamofobia dikutip dari About Islam, Senin (30/1).
“Kami juga salut dengan keberanian dan ketidakegoisan para responden pertama dan anggota komunitas yang mempertaruhkan nyawa mereka dan melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan para jemaah hari itu. Kami ingat Ibrahima Barry, Mamadou Tanou Barry, Khaled Belkacemi, Abdelkrim Hassane, Azzedine Soufiane, dan Aboubaker Thabti, yang merupakan ayah, suami, teman, kolega, Quebec, dan Muslim,” tambahnya.
Sebuah upacara emosional berlangsung hari ini menandai peringatan enam tahun penembakan masjid Kota Quebec. Agenda diadakan untuk pertama kalinya di ruangan yang sama di mana banyak korban tewas.
Trudeau menambahkan bahwa Islamofobia tidak memiliki tempat di Kanada. Berbagi langkah diklaim telah diambil pemerintah untuk melawan kebencian dan mempromosikan keragaman dan keterbukaan.
“Islamofobia tidak memiliki tempat di Kanada, dan kami harus melanjutkan pekerjaan kami untuk membantu umat Islam merasa aman. Pekan lalu, kami menunjuk Amira Elghawaby sebagai Perwakilan Khusus Kanada pertama untuk Memerangi Islamofobia, untuk melayani sebagai juara, penasihat, pakar, dan perwakilan Pemerintah Kanada, ” katanya.
“Strategi Anti-Rasisme Pemerintah Kanada telah membangun landasan untuk mengatasi rasisme dan diskriminasi sistemik di lembaga federal, kebijakan publik, program, dan layanan,” tambahnya.