Jember – Penyebaran narasi intoleransi dan radikalisme beredar liar di media sosial tidak bisa dibiarkan. Untuk itu harus dilakukan kontra narasi agar masyarakat tidak terpapar narasi-narasi sesat tersebut.
Hal itulah yang mendasari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengerahkan relawan untuk melakan kontra narasi dengan menggandeng segenap lapisan masyarakat. Salah satunya adalah anak-anak muda yang tergabung dalam duta damai dunia maya yang tersebur di 18 Provinsi seluruh Indonesia. Juga dari kalangan santri dan pondok pesantren.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, MH, mengatakan konten-konten positif yang membangkitan semangat bertoleransi dan menghargai keberagaman bangsa Indonesia di media sosial harus diperkuat.
“Kami sudah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat. Kami punya relawan-relawan moderasi dalam beragama yang juga kami minta membuat konten-konten yang mengisi media sosial kita,” kata Boy, usai meresmikan Warung NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan Negara Kesatuan Republik Indonesia) ke-16 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022).
Boy berharap konten-konten media sosial yang diciptakan anak-anak muda bisa menjadi bagian dari pesan kepada seluruh anak bangsa kira, bahwa sebagai bangsa Indonesia kita harus memiliki karakter-karakter yang tergambar dari konten-konten kreatif,” katanya.
BNPT juga bekerja sama dengan pondok pesantren. “Kami bekerja sama dengan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang membuat konten-konten yang akan diproduksi para santri, untuk melawan konten intoleransi dan radikalisme yang bisa menyasar kepada peserta didik di pondok pesantren,” kata Boy.
Menurut Boy, intoleransi bukan karakter bangsa Indonesia. “Kita diwarisi karakter-karakter bertoleransi, karakter-karakter yang membangun semangat persatuan dan kesatuan, yang harus kita selalu ingatkan kepada seluruh elemen masyarakat. Sama-sama kita rawat dan jaga keberagamanan dalam masyarakat kita,” katanya.
Pembinaan terhadap generasi muda harus dilakukan. “Tidak mungkin anak muda kita dibina bangsa lain. Anak muda Indonesia harus dibina bangsa kita sendiri, yang memahami karakter-karakter nilai-nilai perjuangan, nilai-nilai kepahlawanan yang diwariskan oleh para leluhur kepada kita semua,” kata Boy. Dengan karakter yang terbina, ketahanan bangsa Indonesia akan semakin kuat.