Serang – Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar KH Embay Mulya Syarif mengatakan bahwa belajar agama dari media sosial (medsos) tanpa mengerti secara jelas artinya, bisa membuat seseorang terpapar radikalisme. Hal itu dikatakan Embay pada diskusi radikalisme dan terorisme di Polresta Serang Kota, Rabu pekan lalu.
“Bahkan jika sudah terlalu mendalami ajaran agama melalui medsos yang ngawur, seseorang bisa saja menjadi seorang terorisme. Karena banyak konten propaganda radikal terorisme,” ujar embay.
Ia mendukung penuh digelarnya diskusi dan sosialisasi pencegahan paham radikal terorisme seperti yang digelar oleh Polresta Serang ini. Pasalnya, ia khawatir generasi muda terpapar paham radikal terorisme saat beraktivitas di medsos.
Embay bercerita dikisaran 1994, pernah ada sebuah deklarasi menentang Pancasila di Banten. Oleh penguasa saat itu diberi nama Kelompok Kecil Penentang Pancasila (K2P2). Ia mengungkapkan bahwa akar radikalisme dan terorisme di Indonesia, terutama Banten, di motori oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII) yang ingin mendirikan negara Islam.
“Akar masalah dari radikalisme dan terorisme itu kan NII, mereka ingin mendirikan negara Islam Indonesia. Di Banten ini tahun 1994 pernah ada deklarasi yang dinamakan oleh pemerintah ketika itu K2P2, artinya memang cikal bakal gerakan radikal dan terorisme adalah NII itu,” terangnya.
Embay berharap diskusi publik mengenai terorisme bisa terus dilakukan diseluruh polda di Indonesia dengan menyertakan masyarakat, sehingga bisa menangkal radikalisme di lingkungan rumah mereka.
“Diharapkan program seperti ini diperbanyak, lalu kita kolaborasi di jajaran kepolisian, masyarakat dan juga TNI,” jelasnya.