Jakarta – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperingatkan Taliban bahwa mereka akan menyerang Afghanistan jika negara tersebut menjadi sarang terorisme lagi.
“Mereka yang sekarang mengambil alih kekuasaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bawah teroris internasional tak mendapat tempat,” ujar Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg dilansir Reuters, Selasa (17/8/2021).
“Kami punya kemampuan untuk menyerang dari jarak jauh, jika kami menyaksikan kelompok teroris kembali mencoba membangun diri mereka sendiri, merencanakan dan mengatur serangan terhadap sekutu NATO dan negara mereka,” imbuhnya.
Saat itu, mereka mengerahkan ribuan tentara untuk bertempur melawan Al-Qaeda, kelompok teror yang dipimpin Osama Bin Laden bertanggung jawab atas serangan 9/11 di Amerika Serikat. Bin Laden adalah satu gerilyawan Taliban.
Pada Mei 2021, NATO mengakhiri operasi militer yang dilakukan hampir dua dekade di Afghanistan. Usai penarikan pasukan tersebut, Taliban dengan cepat bergerak dan merebut kota-kota terbesar di Afghanistan hanya dalam waktu beberapa hari.
Pengambil alihan ibu kota secara tiba-tiba pun membuat ribuan orang berlari menuju bandara. Mereka berusaha menyelamatkan diri dari kendali Taliban, yang dianggap akan menerapkan sistem ultra-konservatif, sebagaimana tahun 1996-2001.
Di Brussel, seorang jurnalis Afghanistan bertanya kepada Stoltenberg tentang tindakan dunia Barat melihat situasi terkini.
Stoltenberg kemudian meminta Taliban untuk memfasilitasi keberangkatan semua orang yang ingin meninggalkan negara itu. Ia juga mengatakan sekutu pertahanan Barat setuju mengirim lebih banyak pesawat evakuasi ke Kabul.
Di saat yang sama, Stoltenberg menyatakan frustasi dengan kepemimpinan Afghanistan dan menyalahkan pemerintah atas keberhasilan Taliban menduduki istana presiden dengan mudah.
“Sebagian pasukan keamanan Afghanistan bertempur dengan berani. Tetapi mereka tidak dapat mengamankan negara, karena pada akhirnya kepemimpinan politik Afghanistan gagal melawan Taliban dan mencapai solusi damai yang sangat diinginkan orang Afghanistan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Taliban berhasil memasuki Kabul dan menduduki istana kepresidenan Taliban pada hari Minggu (15/8/2021).
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani memilih angkat kaki dan kabur ke luar negeri, demi menghindari pertumpahan darah. Ghani juga menyatakan Taliban sudah memenangkan seluruh pertempuran. Mereka, katanya, memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehormatan, kemakmuran dan harga diri rakyat Afghanistan.
Sebelum sampai Kabul, Taliban telah merebut sejumlah kota strategis di Afghanistan, seperti Herat, Kandahar, Jalalabad, Mazar-i-Sharif dan lainnya. Beberapa di antaranya direngkuh tanpa perlawanan.
Dalam konferensi pers pertama usai menduduki Istana, Taliban berkeinginan membentuk pemerintahan terbuka dan melibatkan perempuan.