Jakarta – Direktur Pencegahan Badan Penanggulangan Nasional Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid SE, MM, menilai peran media massa atau pers sangat penting dalam mencegah radikalisme dan terorisme yang mengancam milenial saat ini.
Hal itu disampaikan Ahmad Nurwakhid, Kamis (29/7/2021) siang, dalam webinar Talkshow Ngopi Coi dalam rangka Pencegahan Terorisme tentang Literasi Digital melalui Forun Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bengkulu, dengan tema “Saring Baru Posting”, yang dipandu moderator Ketua Dewan Pers 2016-2019, Yosep Adi Prasetyo.
“Media punya peran penting menjaga milenial dari paham radikalisme dan terorisme. Karena milenial sekarang rentan akan terpapar paham yang menyesatkan melalui media sosial,” imbuh Ahmad Nurwakhid.
Menurutnya, media massa atau pers adalah salah satu corong agar masyarakat bisa mencari literasi untuk mencegah hoax.
“Cari literasi yang valid di media massa. Jangan hanya di satu media pers, cari pembanding media lain sebelum memutuskan kebenaran suatu informasi,” kata Ahmad Nurwakhid.
Diakuinya, gadget merupakan alat komunikasi dan penyebaran informasi paling berbahaya bagi masyarakat, khususnya milenial terpapar paham radikalisme dan terorisme, meski tren belakangan ini terjadi penurunan angka terpapar radikalisme dan terorisme.
“Namun kita jangan lengah. Menangkal radikalisme dan terorisme ini butuh peran semua masyarakat. Juga peran media pers. Pesan saya untuk milenial, saring baru posting,” tukas Ahmad Nurwakhid.
Sementara itu narasumber lainnya, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bengkulu, Zacky Antony, SH, MH mengatakan, butuh literasi masif untuk milenial agar tercegah dari paham radikalisme dan terorisme lewat medsos.
“Di sini peran media pers untuk menangkal informasi-informasi yang bisa menjerat milenial terpapar radikalisme dan terorisme. Sehingga bahaya paham sesat yang tersebar lewat media sosial, bisa diluruskan melalui informasi valid dari media massa pers. Baik itu cetak, TV, radio maupun online,” terang Zacky.
Apalagi, lanjut Zacky, milenial banyak yang tidak paham aturan hukum terkait media sosial. Sehingga banyak milenial yang asal posting tanpa menyaring kebenaran informasi tersebut.
“Saya sangat setuju dengan tema kegiatan BNPT dan FKPT ini. Saring Baru Posting. Ini yang harus masif diinformasikan ke masyarakat, terutama milenial yang hampir semuanya menggunakan gudget, agar tidak terpapar radikalisme dan terorisme,” terang Zacky.