Paris – Kuba menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas penyerangan bom molotov ke Kedutaan Kuba di Paris pada Rabu (28/7).
Kuba menuding insiden tersebut terjadi karena pemerintah Presiden AS Joe Biden mendukung pemberontakan di dalam negaranya baru-baru ini.
“Kami mengecam serangan teroris Mereka yang bertanggung jawab langsung atas tindakan ini adalah mereka yang menghasut kekerasan dan kebencian terhadap negara kami,” kicau Kedutaan Kuba di Twitter, dikutip AFP, Rabu (28/7).
Kedutaan Kuba di akun media sosialnya juga membagikan gambar kebakaran kecil di fasad dan di pintu masuk gedung.
Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez langsung menyalahkan Washington.
“Saya menganggap pemerintah AS bertanggung jawab atas kampanye berkelanjutannya terhadap negara kita yang mendorong perilaku ini dan seruan kekerasan, dengan impunitas, dari wilayahnya,” ujarnya.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan Perancis mengutuk serangan itu. Penyelidikan yudisial disebut telah dibuka atas insiden tersebut.
Kementerian luar negeri Perancis mengonfirmasi ada beberapa kerusakan material di Kedutaan Kuba, tetapi tidak ada yang cedera.
AFP melaporkan Tiga bom Molotov, dua di antaranya mencapai fasad kedutaan dan satu lagi berhasil masuk ke gedung, menghantam gedung pada pukul 23.45 waktu setempat.
Serangan itu memicu kebakaran, tapi para diplomat Kuba dengan cepat dapat memadamkan api. Petugas pemadam kebakaran dan polisi Perancis yang tiba tepat setelah tengah malam, menurut para pejabat.
Sebelumnya pada Senin (26/7/2021), para menteri luar negeri dari 20 negara bergabung dengan AS, mengutuk penangkapan massal pasca demo Kuba dan menyerukan pemulihan penuh akses internet.
“Pernyataan menteri luar negeri AS didasarkan pada dukungan dari segelintir negara yang telah ditekan untuk menerima keputusannya,” kata Menteri Luar Negeri Kuba Rodriguez menanggapi dalam unggahan di twitter secara terpisah.