Washington – Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi adalah pria yang diidentifikasi sebagai pemimpin baru ISIS setelah pemimpin sebelumnya, Abu Bakr al-Baghdadi, tewas selama operasi militer Amerika Serikat (AS) di Suriah tahun 2019. Bos baru ISIS itu ternyata mantan tahanan militer AS yang kooperatif, yang membantu Amerika dengan memberikan informasi penting tentang kelompok teror tersebut.
Catatan riwayat al-Qurashi ini terungkap dari dokumen AS yang tak dipublikasikan, yang diperoleh The Washington Post.
Menurut dokumen itu, al-Qurashi adalah mantan tahanan yang membantu AS melenyapkan rivalnya di organisasi teroris cikal bakal kelompok ISIS. Dia bekerja dengan AS ketika dia berada di penjara pada akhir tahun 2000-an untuk mengidentifikasi para petinggi kelompok teroris.
Laporan tersebut didasarkan pada interogasi rahasia sebelumnya yang mencatat informasi penting yang diserahkan al-Qurashi kepada Amerika. Dokumen AS menyebut dia kadang-kadang ingin membocorkan informasi yang membantu pasukan AS melakukan operasi kritis terhadap kelompok teror itu.
Itu termasuk informasi yang membantu pasukan AS menemukan markas besar media rahasia ISIS.
“Tahanan tampaknya lebih kooperatif dengan setiap sesi,” bunyi laporan tahun 2008 yang diperoleh oleh The Washington Post, menggunakan nama asli al-Qurashi, yakni Amir Muhammad Sa’id Abd-al-Rahman al-Mawla. “Tahanan memberikan banyak informasi tentang rekanan ISIS.”
Al-Qurashi ditahan pada akhir 2007 atau awal 2008 dengan catatan interogasi dihentikan pada Juli 2008. Dokumen tersebut tak menyebutkan kapan dia dibebaskan AS.