Jakarta – Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan, jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) mengincar santri cerdas dari pondok pesantren dengan ranking 1 hingga 10. Anak muda tersebut masuk target incaran dengan tujuan bisa melahirkan pemimpin baru di tubuh JI.
“Target jaringan tersebut mendapatkan anak cerdas dengan ranking 1-10 di ponpes-nya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI,” ujar Argo dalam keterangannya, Minggu (26/12).
Ketika anak muda tersebut berhasil direkrut, mereka kemudian dibawa ke berbagai daerah di Jawa dan di luar Jawa. Setiap perekrutannya, JI mempunyai kuota calon anggota sebanyak 10 sampai 15 anak muda.
Setelah berhasil direkrut, mereka dibawa ke sejumlah daerah di Jawa Tengah untuk menjalani pelatihan.
Adapun program latihan yang diterima anak muda ini berupa pelatihan menggunakan senjata api, pelatihan perbengkelan, pelatihan perakitan bom, pelatihan penyergapan yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus.
Sejak 2013 hingga 2018, setidaknya mereka sudah berhasil mencetak tujuh angkatan dengan total 95 anak muda yang berhasil dijaring.
Argo menyampaikan, selama perekrutan dan pelatihan tersebut, banyak anggota Jemaah Islamiyah yang sudah dikirim ke Suriah dengan dana yang sudah disediakan JI.
“Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” kata Argo.