Pasuruan – Pesantren sebagai tempat mendidik generasi muda, para santri, tentu dapat juga ikut menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada para santrinya. Karena Pesantren selain sebagai tempat pendidikan juga dapat berfungsi sebagai tempat yang dapat menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaraan sehingga dapat menimbulkan rasa saling percaya di dalamnya.
Bendahara Umum Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri Pasuruan Mas H. Achmad Sa’dullah Abdul Alim mengatakan bahwa pandangan pesantren terkait kebangsaan khususnya dikalangan pesantren apalagi terkait Pancasila sudah jelas bahwa pihaknya sangat mendukung dengan Pancasila.
”Karena Sila pertama sudah menunjukkan Islami dan itu sudah disetujui dan disepakati oleh para ulama-ulama terdahulu. Dan itu sudah kita pegang teguh, Pancasila itu sudah diakui oleh kalangan pesantren,” ujar Pasuruan Mas H. Achmad Sa’dullah Abdul Alim di Pasuruan, Minggu (25/10/2020).
Pria yang akrab disapa Mas Achmad ini juga menuturkan bahwa para santri berperan penting di kemerdekaan sehingga kecintaannya terhadap bangsa indonesia ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Karena di dalam berbangsa itu juga sudah diajarkan Nabi muhammad SAW bahwa kita tidak bisa memaksakan agama kepada siapapun.
”Jadi mengenai toleransi dalam perspektif keilmuan yang diajarkan pesantren adalah lakum dinukum waliyadin, agamamu agamamu, agamaku agamaku. Jadi sudah jelas bahwa kita tidak akan mengusik-ngusik agama lain karena kita punya jalan sendiri,” tuturnya
Menurutnya Setiap pemeluk agama memiliki jalannya masing-masing dalam segi bergama. Dalam segi berbangsa, dalam segi muamallah, berdagang, kemitraan, dalam segi yang bukan agama kita sangat welcome terhadap sesama bangsa.
”Ya kita tidak menyinggung agama mereka, maka mereka juga tidak menyinggung agama kita. Mereka tidak menyinggung ras kita, maka kita juga tidak menyinggung ras mereka,” terangnya.
Selain itu ia mengungkapkan bahwa sebetulnya kita semua diajarkan untuk tidak menyebarkan hoaks, karena ketika ada sebuah kabar yang itu dikatakan belum jelas maka kita harus tabayyun. Karena menurutnya rata-rata kekacauan atau timbulnya fitnah itu dari ucapan, dari media sosial yang siapa saja bisa bersuara.
”Maka apapun berita yang kita dapat jangan memudahkan untuk share, harus kita selidiki dulu ini kebenarannya seperti apa. Karena jangan-jangan ini adalah hoaks,” ungkapnya.
Oleh karena itu Ia menyebut bahwa bahwa kalau sudah tahu hoaks lalu kita menyebarkan, maka kita akan menanggung akibatnya, apalagi itu bernuansa fitnah maka al finatu al syahdu minal iman.
”Saya rasa seperti itu, Insya Allah kalau semua bangsa atau masyarakat indonesia bisa menahan untuk tidak menshare sesuatu yang belum jelas, insya allah akan menang dan dapat hidup rukun satu sama lain,” ujarnya mengakhiri.