Ancaman terorisme tidak bisa lagi disebut sebagai isapan jempol. Fakta mengenai aksi terorisme yang pernah terjadi di banyak wilayah di Indonesia membuktikan bahwa strategi terorisme di negeri ini mengalami ‘peningkatan’. Peningkatan teknik strategi tersebut berupa peningkatan model penggunaan senjata dalam setiap aksinya.
Selama ini aksi terorisme identik selalu menyertakan penggunaan senjata api atau bahan peledak (bom). Kini penggunaan kedua senjata itu dianggap sebagai cara konvensional. Para pelaku teror mulai mencari dan menerapkan cara-cara baru yang dianggap mampu melumpuhkan korban dengan efek merusak yang efisien.
Penggunaan terorisme cara modern non konvensional dilakukan dengan senjata kimia. Cara ini mulai marak dilakukan oleh para pelaku kekerasan ini di sejumlah tempat, baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Penggunaan bahan kimia sejenis Klorin misalnya, digunakan pertama kali dalam aksi teror yang terjadi di Jepang pada 1995. Sementara di tanah air, peristiwa paling mutakhir penggunaan bahan kimia terjadi dalam aksi teror di ITC Depok beberapa bulan lalu meskipun tidak memakan korban jiwa.
Untuk mengantisipasi maraknya penggunaan bahan kimia berbahaya tersebut dalam aksi terorisme, BNPT menggelar pendidikan dan pelatihan tentang bahaya dan cara mengatasinya. Dalam istilah BNPT penggunaan senjata kimia ini dikenal dengan nama KBRN (Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir). Pelatihan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dan mendidik para prajurit di bidang keamanan dan petugas kesehatan dalam menangani aksi teror kimia tersebut.
Para peserta akan diajarkan dan dilatih bagaimana menghadapi situasi-situasi krisis dalam rangkaian serangan kimia tersebut. Mereka akan diberikan bekal agar dapat melakukan tindakan yang tepat dan benar saat bahaya teror KBRN ini terjadi. Di masa yang akan datang, pelatihan dan simulasi menghadapi ancaman bahaya senjata kimia ini akan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat luas, bukan hanya kepada aparat keamanan. Karena pencegahan terorisme berikut langkah menghadapinya harus dilakukan secara sinergis antara Pemerintah dan masyarakat. Bersama cegah terorisme!