TRIBUNNEWS.COM, TEHRAN – Inggris akhirnya kembali membuka kedutaannya di Iran pada Minggu (23/8/2015) lalu, di mana kemudian inisiatif tersebut dinilai sebagai langkah baru bagi Iran dalam mengupayakan jalinan hubungan dengan negara Barat.
Namun, proses yang dilakukan baru sampai pengoperasian kembali kantor kedutaan dan pengibaran bendera Inggris di wilayah kedutaan itu. Pengiriman duta besar akan dilakukan pada bulan-bulan berikutnya.
Upacara pembukaan dan konferensi pers kedutaan Inggris pada hari itu dihadiri oleh Sekretaris Hubungan Luar Negeri Inggris Phillip Hammond dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Menurut Phillip, pembukaan kembali kedutaan ini dapat menjadi langkah yang sesuai untuk membangun kepercayadirian dan kepercayaan di antara Inggris dan Iran.
Beberapa isu yang dapat memperdalam kerjasama dikatakan antara lain isu-isu penting seputar pemberantasan dan penanganan atas maraknya perdagangan narkotika, terorisme, serta ISIS.
Pertimbangan pembukaan kembali kedutaan Inggris datang setelah Presiden Iran Hassan Rouhani dan Perdana Menteri Inggris David Cameron bertemu dan melakukan diskusi di New York, AS, pada 2014 lalu.
Inggris sempat menutup kantor kedutaannya di Tehran, Iran, dan memulangkan para diplomat Iran yang dikirim ke London setelah terjadi serangan terhadap wilayah kedutaan Inggris di Iran, pada November 2011 lalu.
Jalinan hubungan Iran dengan negara-negara Barat memang sudah lama rusak, terlebih sejak kedutaan Amerika Serikat di Iran diambil alih oleh pelajar-pelajar Iran pada 1979 lalu, di mana setelah itu AS pun menutup kedutaannya di Iran.
AS hingga kini belum terdengar rencananya untuk membuka kembali kedutaannya di Iran, yang kemudian menurut Mohammad Javad kepada TIME AS memang dihimbau untuk tidak membuka kedutaannya dulu di negara itu dan dianjurkan untuk mengubah sikapnya. (The Sydney Morning Herald/TIME)
Sumber: tribunnews.com