REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mencurigai para pria bersenjata yang menembaki sebuah kereta cepat Amsterdam, Belanda menuju Paris, Prancis, Sabtu (22/8) sebagai anggota dari gerakan Islam militan.
Berbicara kepada wartawan, Cazeneuve mengatakan identitas pelaku belum dikonfirmasi. “Tetapi pihak berwenang Spanyol dan badan intelijen Prancis mengidentifikasi dia berusia 26 tahun berkebangsaan Maroko yang memiliki koneksi gerakan Islam radikal,” katanya, Sabtu (22/8) seperti dikutip dari Al Arabiya.
Sebuah sumber kontraterorisme Spanyol mengatakan pria ini meninggalkan Spanyol ke Prancis pada 2014, kemudian berwisata ke Suriah, dan kembali ke Prancis.
Di Spanyol, ia tinggal di pelabuhan selatan Algeciras dan tampaknya tinggal di wilayah tersebut selama sekitar satu tahun. Cazeneuve menduga Spanyol dan Belgia menjadi tempat terakhir militan tinggal.
Surat Kabar Prancis Le Voix du Nord mengatakan tersangka mungkin memiliki koneksi ke kelompok yang terlibat dalam penembakan di Belgia pada Januari 2015. Pemerintah Belgia mengonfirmasi penyelidikan ini tapi enggan berkomentar lebih lanjut.
Jaksa Belgia mengatakan bahwa pihaknya telah secara resmi membuka penyelidikan anti-terorisme serangan tersebut. “Kami telah membuka penyelidikan di bawah undang-undang anti-terorisme saat tersangka naik kereta di Brussels,” kata juru bicara kantor kejaksaan Eric Van der Sypt.
Sementara itu, Presiden Prancis Francois Hollande mengundang para penumpang yang sempat diteror pria bersenjata ini untuk mengunjungi Istana Elysee.
Sumber : Republika.co.id