Damaskus – Kelompok militan ISIS dan Al-Qaeda melihat pandemi corona sebagai ancaman, namun sebagian dari mereka juga menganggap situasi saat ini bisa menjadi kesempatan untuk meraih keuntungan dan menggalang lebih banyak dukungan sekaligus menyerang lebih keras.
Sejumlah pesan dari kelompok ISIS memperlihatkan mereka menganggap pandemi ini sebagai hukuman bagi orang kafir dan mereka juga menyerukan kepada anggotanya untuk menjaga diri.
Dikutip dari laman the Times of Israel, Kamis (3/4), kelompok Al-Qaeda dalam pernyataannya dua hari lalu mengatakan orang non-muslim kini mempelajari Islam di masa mereka menjalani karantina.
Tapi dalam sebuah pesan di buletin al-Naba pada pertengahan Maret lalu, ISIS menyerukan anggotanya untuk tetap melancarkan serangan dan tidak memberi ampun kepada musuh mereka di masa pandemi ini.
Lembaga International Crisis Group (ICG) memperingatkan, pandemi ini mengancam solidaritas global yang menjadi kunci untuk memerangi kelompok ekstremis.
“Sudah hampir bisa dipastikan Covid-19 ini akan melumpuhkan keamanan domestik dan kerja sama internasional memerangi ISIS dan itu membuat mereka bisa menyiapkan serangan yang lebih besar,” kata pernyataan ICG.
Meski begitu, masih terlalu dini untuk mengatakan kelompok militan memanfaatkan situasi pandemi corona ini untuk melancarkan serangan yang sudah terjadi baru-baru ini. Kelompok ISIS akhir Maret lalu melancarkan serangan kepada pasukan militer Chad hingga menewaskan 92 tentara Chad di perbatasn Nigeria dan Niger.
Di Mesir, dua pejabat militer melaporkan ada peningkatan serangan ISIS di bulan Maret di daerah Semenanjung Sinai namun pasukan keamanan berhasil menggagalkan sedikitnya tiga serangan mereka.
Di Irak dan Suriah sejauh ini tidak ada peningkatan serangan ISIS sejak virus corona mulai masuk ke dua negara itu. Pandemi ini membuat pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat menangguhkan pelatihan militer bagi pasukan Irak di tengah rencana penarikan pasukan AS di sejumlah pangkalan militer.