Kabul – Bom bunuh diri menyerang kompleks Sikh di Kabul, Afghanistan, Rabu (25/3). Sebanyak 25 orang tewas dan 80 lainnya terluka dalam peristiwa ini.
Dikutip dari Reuters, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka menyebut, aksi ini dilakukan untuk balas dendam atas perlakuan India terhadap muslim di Kashmir. Sikhisme merupakan agama terbesar ketiga di India.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Arian mengatakan bahwa operasi perlawanan yang dijalankan oleh pasukan keamanan pemerintah berhasil menewaskan semua pelaku penyerangan, meskipun tidak disebutkan berapa jumlah mereka.
“Tiga pelaku bom bunuh diri memasuki [kuil] dharamsala,” kata Narender Singh Khalsa, seorang anggota parlemen yang mewakili komunitas Sikh.
“Orang-orang bersenjata itu memulai melakukan serangan mereka pada saat dharamsala penuh dengan para jemaat,” tuturnya.
Sekitar 100 orang di kompleks tersebut sedang melakukan penyembahan di kuil pada pukul 06.00. Satu jam setelahnya, para pelaku langsung mendatangi kompleks dan membunuh seorang penjaga. Mereka mulai menyerang kuil sebelum pasukan keamanan tiba hingga ledakan terjadi.
“Anak-anak sangat ketakutan, mereka menangis dan berteriak. Mereka tidak akan melupakan kejadian ini, mereka berada dalam kondisi mental yang buruk,” kata Gurnam Singh, seorang saksi mata.
“Para pelaku tiba di tangga dan mulai membunuh para wanita. Keponakan saya berteriak dan berkata kepada saya ‘Paman, tolong turun ke bawah’, dan ketika saya mencoba turun, mereka menembak keponakan saya di kepala,” katanya.
Di Afghanistan, jumlah anggota komunitas penganut Sikh tidak lebih dari 300 keluarga. Akhir 1980-an, ada sekitar 500.000 orang Sikh yang tersebar di seluruh negeri, kebanyakan berasal dari keluarga yang turun temurun tinggal di sana. Kemudian, sebagian besar mereka melarikan diri akibat perang sipil dan kebangkitan Taliban.