Kabul – Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap pasukan Taliban di Afghanistan, hanya beberapa hari setelah menandatangani kesepakatan perdamaian dengan kelompok militan itu di Qatar. Juru bicara militer AS, Kolonel Sonny Leggett, dalam cuitan di Twitter mengatakan serangan itu merupakan serangan pertama AS terhadap Taliban dalam 11 hari.
Ia mengatakan, serangan itu dilakukan untuk membalas serangan Taliban terhadap pasukan pemerintah Afghanistan di Provinsi Helmand, Afghanistan Selatan. Leggett menambahkan bahwa pasukan Taliban telah melakukan 43 serangan terhadap pasukan Afghanistan pada Selasa (3/3) di Helmand.
Leggett menyerukan agar Taliban menghentikan serangan-serangan itu dan memenuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan yang ditandangani pada 29 Februari lalu antara para pemimpin mereka dan utusan perdamaian AS Zalmay Khalilzad di Doha, Qatar. Perjanjian itu membuka jalan bagi penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan.
Dilaporkan VOA, Kamis (5/3/2020), Leggett mengatakan pasukan AS bertanggung jawab membela sekutu Afghanistannya sesuai kesepakatan antara pemerintah AS dan pemerintah Afghanistan.
Pada Selasa (3/3), Presiden Donald Trump menegaskan bahwa ia telah berbicara melalui telepon dengan seorang pemimpin Taliban, menjadikannya presiden AS pertama yang diyakini pernah berbicara langsung dengan kelompok militan yang bertanggung jawab atas kematian ribuan tentara AS dalam perang selama hampir 19 tahun di Afghanistan.
Sementara Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, menyusul kesepakatan itu, AS akan segera menarik sebagian pasukannya dari Afghanistan.
Penarikan pasukan itu akan mengubah jumlah tentara yang bertugas di sana dari sekitar 13.000 menjadi hanya 8.600 di negara itu.