Jakarta – Sebagai bentuk untuk mengantisipasi ancaman aksi terorisme di sektor transportasi, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menjalin kerjasama dengan melakukan penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding /MoU) dengan Badan Nasional Penanggulagan Terorisme (BNPT).
Penandtangan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, Ir. William P. Sabandar, M.Eng.Sc, Ph.D. dengan dua Kedepurian BNPT sekaligus yakni Deputi I bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalsiasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dan Deputi II bidang Peindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol. Drs Budiono Sandi, M. Hum. Penandatangnan MoU ini dilaksanakan di kantor PT MRT Jakarta, di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
“Maksud dan tujuan dari kerjasama ini tentunya adalah untuk memastikan dan meningkatkan keamanan dari seluruh fasilitas yang ada di wilayah operasional PT MRT Jakarta, khususnya dalam kaitan dengan bahaya ancaman terorisme,” ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, Ir. William P. Sabandar, M.Eng.Sc, Ph.D. dalam acara tersebut
Lebih lanjut peraih gelar PhD dari University of Canterbury, Selandia Baru ini menjelaskan bahwa saat ini lintasan MRT Jakarta yang sudah terbagun yakni sepanjang 16 km dengan rute dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI).
“Dan saat ini kita bangun untuk lintasan dari Bunderan HI lanjut hingga Ancol Barat sepanjang 12 km Lalu tahun depan akan dimulai untuk lintasan dari timur hingga barat Jakarta sepanjang 21 km,” ujar pria yang berperan dalam pembangunan kembali Kepulauan Nias dan Aceh setelah dilanda gempa dan tsunami ini.
Dijelaskanya pria yang dikenal ahli dalam bidang transportasi dan rekonstruksi pasca bencana ini, jika dilihat dari isi yang tercantum dalam MoU tersebut maka yang akan dikerjakan untuk di kerjasamakan berkaitan dengan lingkungan pembinaan, menukar informasi dan juga melakukan mitigasi dari upaya penanggulangan terorisme yang bisa terjadi di sepanjang lintasan atau di sekitar lintasan MRT Jakarta.
“Karena MRT ini merupakan sarana transportasi yang bersifat strategis untuk kepentingan nasional. Untuk itu kami mohon dukungannya atas kerjasama ini dan memastikan bahwa security adalah suatu hal yang baik,” ujar mantan Kepala Satuan Tugas untuk Percepatan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini.
Selain itu menurut pria kelahiran Makassar 4 November 1966 ini, hal lain yang ingin dilakukan dalam kerjasama dengan BNPT adalah adalah mendorong upaya upaya pencegahan dan juga upaya-upaya di bidang pendidikan.
“Kita sangat berharap bahwa kerjasama ini nanti bisa diturunkan dalam bentuk aksi, apakah pendidikan, apakah tadi bukan hanya fisiknya tetapi juga lihat unsur-unsur yang kemungkinan terpapar. Dan itu merupakan sebuah kesempatan untuk kami melihat seluruh sistem yang ada di MRT Jakarta ini,” ucap alumni Teknik Sipil, Jurusan Transportasi Universitas Hasanuddin Makassar ini mengakhiri.
Seperti diketahui, lingkup dalam Nota Kesepahaman/MoU ini meliputi Analisis dan Evaluasi Penanggulangan Terorisme, Penyusunan Standardisasi Penanggulangan Terorisme, Latihan Penanganan Ancaman Terorisme, Sosialisasi Pencegahan Terorism yang dilakukan baik di Area Publik (Stasiun) dan Area Kerja (Depo). Selain itu lingkup lain yang termasuk dalam MoU tersebut yakni pertukaran data dan informasi dalam rangka penanggulangan terorisme dankegiatan lain yang disepakati oleh kedua belah pihak.