Madrid – Swedia mengapresiasi peran Menteri RI Retno Marsudi dalam mempromosikan peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan Dunia. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Negara Urusan Luar Negeri untuk Perdana Menteri Swedia, Karin Wallensteen dalam pertemuannya dengan Menlu Retno di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri ke-14 Asia-Europe Meeting (ASEM) di Madrid, Spanyol, Senin 16 Desember.
“Indonesia baru saja mengadakan dialog dengan para perempuan Afghanistan, baik dari pedesaan dan perkotaan, untuk meningkatkan kapasitas mereka. Ini akan terus dilanjutkan,” kata Menlu Retno, dalam keterangan tertulis, dikutip Medcom.id, Selasa (17/12).
Penekanan yang berbeda dalam pelatihan perempuan pedesaan dan perkotaan dari Afghanistan disambut baik Swedia. Kedua negara sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama dalam mendorong peran perempuan di bidang perdamaian dan keamanan, termasuk kemungkinan kolaborasi jaringan mediator perempuan antar kedua kawasan.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Indonesia dan Swedia juga setuju untuk memanfaatkan momentum perayaan 70 tahun hubungan di tahun 2020 guna meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang. Kedua negara mendiskusikan kemungkinan kunjungan PM Swedia ke Indonesia untuk memanfaatkan momentum baik tersebut.
Selain itu, kedua negara juga membahas kemungkinan kolaborasi penanggulangan isu terorisme pada saat Keketuaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB pada Agustus 2020 mendatang. Kedua Menlu juga membahas mengenai peran perempuan dalam penciptaan perdamaian dunia.
Swedia merupakan salah satu mitra terbesar Indonesia di Eropa dan di kawasan Nordik. Peningkatan arus wisatawan dan kehadiran puluhan perusahaan Swedia di Indonesia telah berkontribusi dalam proses alih teknologi dan penciptaan lapangan kerja bagi ribuan tenaga trampil Indonesia.
Indonesia dan Swedia juga menjalin kerja sama multilateral yang erat, dengan komitmen kedua negara untuk saling mendukung di berbagai organisasi internasional, dan berkolaborasi dalam berbagai isu global, di antaranya non-proliferasi nuklir dan women, peace, and security.