Bogor – Salah satu program deradikalisasi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ((BNPT) terhadap para narapidana kasus terorisme (Napiter) adalah Reedukasi. Yang mana Reedukasi ini merupakan pembinaan atau penguatan kepada seorang napiter atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar dapat meninggalkan paham radikal terorisme.
Karena dalam reedukasi itu dilakukan transformasi pemikiran, pemahaman, sikap yaitu memberikan pencerahan kepada WBP tentang ajaran agama dan kebangsaan yang mengusung nilai-nilai kedamaian, toleransi dan sikap terbuka terhadap sejumlah perbedaan yang ada dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan berbangsa.
Program Reedukasi yang dilakukan Subdit Bina Dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) pada Direktorat Deradikalsiasi BNPT terhadap dua WBP kasus terorisme yakni RP dan SW ini ditinjau langsung oleh Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, di Lapas Kelas III Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Senin (2/12/2019)
“Kegiatan Reedukasi ini adalah kegiatan yang rutin, yang kita laksanakan khususnya dilakukan oleh Subdit Bina Dalam Lapas dalam rangka meningkatkan program deradikalisasi di dalam Lapas. Dan saya kebetulan hari ini berkunjung ke Lapas Gunung Sindur untuk melihat secara langsung program deradikalisasi yang dilakukan oleh subdit saya untuk mengetahui perkembangan WBP itu,” ujar Deputi I BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis di Lapas Kelas III Gunung Sindur.
Lebih lanjut mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI ini mengatakan bahwa kegiatan reedukasi dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat wawasan dan landasan moral dalam pemahaman dan sikap dari WBP kasus terorisme.
“Mereka para WBP ini diberikan wawasan dan pendidikan kebangsaan dan cinta tanah air terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga reedukasi upaya menstimulus terhadap WBP untuk memunculkan berbagai alternatif solusi serta memilih jalan perdamaian sebagai solusi rasional,” kata alumni Akmil tahun 1986 ini.
Pria yang dalam karir militernya dibesarkan dari Pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini mengatakan bahwa para WBP yang mengikuti kegiatan reedukasi ini harus sudah memiliki pemikiran terbuka dan mau belajar untuk memahami hal pemahaman yang lebih damai. Tim deradikalisasi di dalam lapas bersama wali WBP ini melakukan pendekatan yang lebih personal agar timbul rasa percaya yang kuat.
“Dari pertemuan dengan dua WBP tadi saya sepintas melihat para WBP yang tadi yang mengikuti program Reedukasi ada indikasi-indikasi bahwa mereka akan lebih baik. Dan bahkan mereka juga sudah siap untuk nanti terintegrasi dengan masyarakat apabila merekqa nanti sudah keluar dari Lapas,” kata mantan Komandan Korem (Danrem) 173/Praja Vira Braja, Kodam XVII/Cenderawasih ini.
Dalam kesempatan tersebut mantan Dansat Intel Bais TNI ini juga melakukan dialog bersama Kepala Lapas Kelas III Gunung Sindur, Sopiana dan Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Kelas II B Gunung Sindur, Agus Salim untuk memberikan masukan dan solusi terkait permasalahan yang terjadi di Lapas dan Rutan Gunung Sindur dalam menangani WBP dan tahanan terorisme.
“Secara umum yang disampaikan oleh Karutan dan Kalapas Gunung Sindur tadi bagus sekali bahwa di sini sangat kondusif, bisa melaksanakan program sesuai dengan mereka sudah kerjakan selama ini. Kedepanya saya berharap program yang sudah dilakukan oleh Karutan dan Kalapas tetap dipertahankan dan ditingkatkan terus sehingga kondisi di Lapas dan Rutan Gunung Sindur ini tetap baik seperti saat ini,” kata mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini mengakhiri
Sementra itu Kasubdit Bina Dalam Lapas BNPT, Kolonel Cpl. Sigit Karyadi, SH dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa dalam melaksanakan program Reedukasi ini pihaknya juga mendatangkan para pakar atau profesional yang mumpuni untuk melakukan pendekatan kepada para WBP agar dapat memberikan pendidikan dan wawasan.
“Tentunya kehadiran para pakar dalam kegiatan reedukasi ini untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air yang semakin kuat dari para WBP ini agar mereka bisa meninggalkan dukungan terhadap ideologi kekerasan serta memahami potensi diri dalam menggali bakat minatnya saat WBP ini sudah bergabung dengan masyarakat nantinya,” kata Kolonel Cpl. Sigit Karyadi, SH.
Dalam melaksanakan program reedukasi tersebut BNPT menghadirkan para professional yang dianggap mumpuni dalam melakukan pendekatan kepada para WBP tersebut. Mereka adalah Dr. Moch. Syarif (bidang Agama), Dr. Yunita Faela Nisa, M.Psi (bidang Psikologi) dan Dr. Mu’min Roup (bidang Wawasan Kebangsaan). Yang mana ketiganya berasal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta