Ankara – Turki akan repatriasi sebagian besar tahanan anggota ISIS ke negara asalnya hingga akhir tahun. Pernyataan itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Turki Suleyman Soylu sepekan setelah otoritas memulai program repatriasi.
Turki telah menangkap 287 militan ISIS di Suriah timur laut, tempat tentara Turki meluncurkan serangan terhadap milisi Kurdi YPG bulan lalu dan memiliki ratusan tersangka anggota ISIS di tahanan.
Saat berbicara di Ankara, Soylu menyatakan Turki bertujuan mengirim enam atau tujuh anggota ISIS pekan ini ke negara asal mereka, termasuk Irlandia dan Belanda. Para pejabat Turki terus berkomunikasi dengan negara terkait.
“Jumlah tahanan yang akan direpatriasi hingga akhir tahun tergantung pada berapa lama proses berlangsung, tapi khususnya untuk Eropa, proses itu sedang berjalan,” ujar Soylu, dikutip Reuters, Selasa (19/11).
Dia menjelaskan, “Saya pikir kami akan mengirim sebagian besar dari mereka ke negara mereka pada akhir tahun.”
Menurut dia, negara-negara tertentu yang mencabut kewarganegaraan mereka melanggar hukum internasional. “Mereka tak memiliki hak membiarkan warganya tanpa kewarganegaraan. Mereka tidak memiliki hak semacam itu. Inilah mengapa kami melakukan evaluasi denga negara-negara tertentu untuk ini, dan mereka menerima mereka kembali,” papar Soylu.
Turki memiliki kesepakatan repatriasi dan ekstradisi dengan negara-negara tersebut serta menginformasikan pada mereka sebelum mengirim para tahanan pulang kembali.