Damaskus – Pasca tewasnya pemimpin Negara Islam Irak Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi, kandidat pengganti pun bermunculan. Meski belum jelas siapa penggantinya, namun diperkirakan para pendamping dan loyalis al-Baghdadi akan menjadi kandidat terdepan.
Salah satunya adalah Abdallah Qardash atau yang diidentifikasi oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai Amir Muhammad Sa’id Abdal-Rahman al-Mawla.
al-Mawla diketahui telah mengenal al-Baghdadi setidaknya 15 tahun lamanya. Keduanya sempat ditahan di penjara AS yang dikenal dengan nama ‘Camp Bucca’.
Departemen Luar Negeri AS mendeskripsikan al-Mawla sebagai imam di organisasi pendahulu ISIS. Ia disebut membantu dan membenarkan penculikan, pembantaian dan perdagangan manusia kaum Yazidi, minoritas di barat laut Irak yang dekat dengan kampung halaman al-Mawla di Tal Afar. Bahkan di 2014, ISIS memperbudak ribuan perempuan dan anak-anak Yazidi dan membunuh ribuan laki-laki Yazidi saat menduduki Tal Afar dan Mosul.
Agustus lalu, tersiar kabar bahwa al-Mawla telah diumumkan sebagai suksesor Baghdadi. Namun berita itu diumumkan dari akun palsu dan diyakini pengumuman seperti itu bukan modus operandi dari ISIS selama ini.
Editor blog Jihadica, Cole Bunzel, mengatakan mantan anggota-anggota ISIS yang tak sepaham dengan ideologi dan strategi kelompok itu mulai berbicara bahwa al-Mawla berpotensi menjadi pemimpin ISIS selanjutnya.
“Mereka kerap menyebutnya sebagai pemimpin Komite Delegasi Badan Eksekutif ISIS, yang tampaknya lebih banyak mengontrol kelompok itu sehari-hari daripada Baghdadi sendiri,” kata Bunzel seperti dilansir dari CNN, Selasa (29/10/2019).
Namun, al-Mawla memiliki banyak rintangan untuk menjadi suksesor Baghdadi. Selama ini pimpinan ISIS didominasi oleh Arab, kebanyakan dari mereka adalah orang Irak, sementara al-Mawla adalah bangsa Turkmen.
Selain itu salah satu persyaratan lain menjadi pimpinan ISIS adalah merupakan keturunan Nabi Muhammad dari suku Quraish.
Beberapa jam pasca tewasnya Baghdadi, pasukan Kurdi Suriah mengklaim kandidat pemimpin ISIS lainnya yakni Abu al-Hassan al-Muhajir juga telah tewas. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada Senin (28/10).
Abu al-Hassan al-Muhajir sendiri disebut pejabat senior itu sebagai orang nomor dua dari Baghdadi. Seperti al-Mawla, al-Muhajir juga merupakan sosok penting di kelompok tersebut. Ia juga yang diklaim bertanggung jawab atas penyerangan ISIS kepada Parlemen Iran tahun 2017 silam.
Siapapun nanti pemimpin ISIS selanjutnya, dia akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bersembunyi dari musuh-musuh ISIS seperti Baghdadi, baik di barat gurun Irak atau di suatu tempat di utara Suriah.
Seperti Baghdadi dan Osama bin Laden, pemimpin selanjutnya juga akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan anggotanya.