Jakarta – Mabes Polri menjelaskan sepak terjang salah seorang terduga teroris berinisial SL yang disergap tim Datasemen Khusus (Densus 88) Antiteror di Bekasi akhir pekan lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, SL yang tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung itu merupakan pemimpin dalam kelompoknya.
“Untuk yang kelompok SL ini adalah jaringan terorisme yang terstruktur, artinya mereka sangat kuat, bahwa mereka sudah dimonitor dari tahun 2014, mereka sudah berbaiat terhadap kelompok JAD Indonesia yang bikin oleh Oman Abdurahman,” kata Dedi dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/5).
SL juga pernah mengikuti pertemuan jaringan JAD di Jawa Timur, Malang pada November 2015 SL ikut pertemuan. Dalam pertemuan itu didapat kesepakatan yakni melakukan aksi terorisme di Jakarta.
“Kemudian terjadilah peristiwa 14 Januari 2016 bom Thamrin, dari situ dia melarikan diri dengan kelompoknya,” papar Dedi.
Kemudiam pada tahun 2017 terjadi kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) terorisme Mako Brimob. Kelompok SL disebut sebagai motor penggerak kejadian itu dan mereka melarikan diri berpencar. SL bersama kelompoknya lari ke Papua, dia melakukan latihan di daerah Papua.
“Kemudian dia membentuk dua sel, kelompok yang pertama menuju ke Bekasi pada awal tahun 2019 ini, kemudian kelompok kedua akan bergabung ke Poso. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Densus 88 diketahui bahwa dua tersangka terorisme pada tanggal 2 Mei 2019 kemarin berhasil di tangkap atas nama RH dan M,” paparnya.
RH akan bergabung ke Poso kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin oleh Ali Kalora. Sayangnya RH berhasil ditangkap di Bitung, Sulawesi Utara pada saat perjalanan sebelum naik kapal dari Bitung menuju ke Poso.
Dari kedua kelompok tersebut lanjutnya, Densus 88 melakukan pengembangan dan pada hari Sabtu dan Minggu ada upaya penangkapan.
“Yang pertama pada Sabtu kemarin di tangkap atas nama SL alias Abu Faisa, dia adalah pimpinan pada kelompok JAD Lampung. JAD Lampung ini berbeda dengan JAD Sibolga,” ungkapnya.
Kemudia dari penangkapan SL, Densus berhasil menangkap AH pada Sabtu 4 Mei 2019. Ia diduga berperan menyembunyikan SL dan membantu membuat bom jenis TATP. Selain AN, ditangkap juga terduga teroris berinisial MC. Selanjutnya terduga teroris lainnya berinisial T Ikut ditangkap.
“Kemudian satu lagi tersangka yang ditangkap pada Sabtu kemarin atas nama MJ. MJ juga barang buktinya yaitu tas selempang, ada beberapa uang, foto-foto dan yang bersangkutan juga termasuk ikut dalam pembuatan bom ini berapa tas yang juga di dalamnya sudah diamankan hampir sama berisi rangkaian bom,” tandasnya.