Jakarta – Sebagai generasi yang akan memimpin bangsa Indonesia kedepannya, para Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) harus memiliki rasa cinta terhadap Tanah Airnya dengan melakukan Bela Negara serta punya pemahaman yang utuh terhadap pentingnya melakukan upaya pencegahan terhadap paham radikal terorisme agar paham tersebut tidak menyebar di lingkungan instansi pemerintah maupun di masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen. Pol. Ir. Hamli, M.E., saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pembekalan Diklat CASN di lingkungan Kementrian Keuangan yang berlangsung di Wisma Duta Wiyata, Jakarta, Senin (15/4/2019).
“Di tengah era globalisasi yang cukup pesat yang mana sekarang ini nasionalisme para generasi mudanya mulai tergerus, maka adik-adik calon ASN ini harus bisa membangkitkan dan punya rasa cinta terhadap bangsa ini. Selain itu adik-adik juga harus memahami mengenai bahayanya paham radikalisme dan terorisme itu serta upaya upaya untuk melakukan pencehannya,” ujar Brigjen Pol. Hamli usai memberikan paparan.
Untuk mewujudkan pesannya tersebut, mantan Analis Kebijakan Madya bidang Penindakan Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri tersebut menekankan bahwa, dengan memiliki pengertian lebih dini diharapkan ASN baru ini kedepannya dapat ikut serta mencegah perkembangan paham paham radikal terorisme agar tidak menyebar lebih luas.
“Meskipun tidak terlalu banyak penyebaran radikalisme di kalangan ASN namun hal ini harus segera diantisipasi dari sejak dini. Karena kalau virus-virus terorisme ini dibiarkan menyebar, tentunya akan sangat merugikan diri kita sendiri dan bangsa ini,” ujar alumni Sepamilsuk ABRI tahun 1989 ini
Untuk itu alumni Teknik Kimia ITS Surabaya ini juga berharap kedepannya dengan pemahaman yang telah diberikannnya mengenai bagaimana pencegahan terorisme sejak dini, maka para ASN ini harus dapat melakukan upaya pencegahan secara mandiri. Baik secara konstitusional ataupun individu tentunya dapat melakukan pencegahan dari awal.
“Inilah pentingnya pemahaman tentang radikalisme dan terorisme dari awal sejak rekruitmen agar mereka yang telah terkontaminasi tidak dapat masuk (paham radikal tersebut. Dan setelah diterima (menjadi ASN) pun harus tetap dilakukan imunisasi agar mereka yang belum terpapar dapat melaksanakan kontra radikal untuk kebaikan pribadi, institusi dan bangsa indonesia,” ujar perwira tinggi Polri yang dalam karir Kepolisiannya ini memiliki keahlian dalam meneliti bahan peledak dan bom ini mengakhiri.