Bantul – Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 9 Bantul menggelar kegiatan Hari Amal Bakti ke-10 MTs N 9 Bantul di lingkungan madrasah tersebut, Sabtu (30/3). Meski para siswa madrasah ini banyak mendapatkan materi agama dalam proses pembelajaran, namun pihak sekolah tidak lupa menanamkan sikap toleransi dan menjunjung tinggi keberagaman.
Kepala MTs Negeri 9 Bantul Miftakhul Bakhri menjelaskan di madrasahnya memang banyak mengajarkan materi agama, dengan tidak sebatas pada hafalan saja namun melalui penerapan melalui integrasi dengan mata pelajaran lain.
Selain itu, dukungan materi pembinaan akhlak tidak hanya diberikan dari guru tetapi juga praktisi seperti pejabat dari Kanwil Kemenkumham yang dihadirkan agar siswa mulai menyadari aktivitas yang tergolong bertentangan dengan hukum dan beragam konsekuensinya.
“Harapannya kami dengan seperti itu anak mulai sadar dan akhlak mereka terbentuk dengan baik,” terangnya dalam keterangan persnya yang diterima wartawan, Sabtu (30/3).
Baca juga : Lima Gembong Teroris Paling Diburu di Dunia
Miftakhul menambahkan, meski banyak ilmu agama yang diberikan di bangku madrasah, namun anak selalu diberikan pemahaman dalam setiap materi pelajaran bahwa mereka tinggal di negara Indonesia dengan beragam agama dan latar belakang.
Pemahaman toleransi terhadap umat beragama lain sangat ditekankan kepada anak terutama saat masuk di awal, dalam hal ini Kelas VII. Ia sepakat penanaman sikap toleransi itu harus diberikan kepada anak sejak dini, agar mereka memiliki pemikiran yang positif dan berakhlak baik.
“Kami sangat menanamkan nilai toleransi, sehingga harapannya anak didik kami ke depan tidak memiliki sikap radikal, tidak merasa benar sendiri atau sampai ekstrimnya mengubah falsafah dasar negara kita, itu harus dihindari. Tetapi nilai keislaman yang damai tetap tercermin di kehidupan anak didik kami,” ucapnya.
Ia mengatakan, cara menanamkan toleransi sekaligus mencegah radikalisme itu dilakukan melalui metode ceramah dan praktik di madrasahnya. Mulai dari penyisipan materi toleransi dalam suatu adegan seni drama pada suatu materi pelajaran hingga kegiatan di luar kelas yang melibat masyarakat sekitar tanpa memandang berbagai latar belakang agama.
Meskipun seluruh siswanya tidak diperbolehkan membawa gadget, namun pihaknya turut mengantisipasi kemungkinan siswa termakan informasi hoaks. Ia tidak menampik, siswanya tentu ada yang mengikuti atau sekadar mendapatkan informasi kaitannya dengan Pilpres.
MTs N 9 Bantul berusaha memberikan pemahaman kepada siswa tentang paslon dalam Pilpres, bahwa keduanya adalah putra terbaik bangsa.
“Akhir-akhir ini hoaks muncul mungkin berkaitan dengan Pilpres, kami tanamkan kepada anak, bahwa dua paslon itu kader terbaik bangsa, sehingga anak ditanamkan untuk jangan percaya ketika ada informasi menjelekkan satu dengan yang lain,” ujarnya.
Kepala Kanwil Kemenag DIY Edhi Gunawan yang hadir dalam kegiatan itu mengapresiasi program yang dijalankan oleh MTs Negeri 9 Bantul, selain mengajarkan sikap toleransi kepada siswanya, madrasah itu dinilai mampu melahirkan siswa yang sebagai menghafal Al-Qur’an dalam program tahfidz. Program ini sejalan dengan Kemenag DIY terutama dalam meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
Ia tidak menampik pemahaman dan pengamalan agama di tengah masyarakat secara umum belum sepenuhnya optimal sehingga perlu ditingkatkan. Harapannya, program tahfidz di seluruh madrasah, seperti di MTs N 9 Bantul ini bisa memberikan sumbangsih penyelesaikan persoalan pengamalan nilai agama.
Karena dengan menghafal secara perlahan anak bisa diberikan motivasi untuk mempelajari maknanya kemudian mengamalkan di kehidupan sehari-hari.
“MTs Negeri 9 [Bantul] ini saya lihat dari perkembangannya selalu meningkat, prestasi dan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah ini terus bertambah. Kami berharap terus meningkat sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat, termasuk program hafalan ini anak-anak agar tidak hanya menghafal tetapi juga mengamalkan isinya,” katanya.
Dalam rangkaian Hari Amal Bakti MTs Negeri 9 Bantul, juga dilakukan berbagai kegiatan antara lain, pementasan seni budaya oleh para siswa seperti puisi hingga nyanyian.
Selain itu ada prosesi wisuda tahfidz dari para siswa sekaligus tes hafalan di depan umum kepada para peserta dengan para undangan sebagai pengujinya. Juga ada penyerahan bantuan kepada 20 anak jenjang SD dari keluarga kurang mampu, peresmian Musala di lingkungan madrasah. Turut juga diresmikan gedung pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) MTs N 9 Bantul sebagai pusat layanan siswa dan masyarakat.
Kegiatan itu dihadiri tokoh masyarakat dan sejumlah pimpinan di lingkungan Kemenag DIY serta Kecamatan Banguntapan, Bantul serta para orangtua siswa.