Tuban – Menjelang penyelenggaraan Pemilu serentak pada 17 April 2019 mendatang, Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, meminta agar aparat keamanan mewaspadai aksi terorisme yang berpotensi mengagalkan pelaksanaan Pemilu.
Hal ini mengingat wilayah Kabupaten Tuban pernah menjadi tempat singgah pelaku teror.
Bupati Tuban Fathul Huda juga meminta semua pihak untuk mewaspadai sebaran hoaks yang juga berpotensi mengancam Pemilu 2019 mendatang.
“Kami minta agar aksi terorisme dan sebaran hoaks ini diwaspadai,” ujar Fathul Huda, seperti dikutip mediaindonesia.com, Minggu (24/3).
Bupati menegaskan perlu diinventarisir potensi ancaman maupun kerawanan yang kemungkinan muncul. Termasuk juga pemetaan wilayah-wilayah yang rawan kerawanan terjadi aksi terorisme.
Kewaspadaan terhadap aksi teror, tidak hanya menjadi tugas TNI dan Polri namun, lanjut Fathul menjadi tangung jawab bersama seluruh lapisan masyrakat. “Ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita semua, mulai menjelang Pemilu hingga pasca pencoblosan,” tegasnya.
Di sisi lain, Bupati Fathul juga meminta agar semua pihak di lingkungan Pemkab Tuban untuk mengantisipasi sebaran hoaks dan politik identitas yang kerap meresahkan masyakarat.
Kerja sama antar sesama pemangku kepentingan menurut Fathul dapat menjadi benteng pertahanan dari sebaran hoaks dan politik identitas dalam Pemeilu 2019.
“Jangan sampai masyarakat resah. Semua stakeholder harus memperhatikan keamanan Pilpres dan Pileg 2019 ini,” pungkasnya.
Pada Sabtu (23/3), sebanyak 558 personil Polri dan 415 personil TNI, Satpol PP, Linmas dan komponen masyarakat serta ormas mengikuti Apel Kesiapan komponen bangsa lainnya dalam rangka pengamanan Pileg dan Pilpres tahun 2019 di Alun-alun Kabupaten Tuban.
Langkah itu sebagai upaya agar penyelenggaraan Pemilu 2019 berlangsung aman dan kondusif.