Kewaspadaan terhadap aksi dan propaganda terorisme perlu ditingkatkan. Semua elemen bangsa di tanah air harus bahu membahu melawan gerakan kelompok radikal teroris yang mulai makin meresahkan kehidupan berbangsa. Bahkan, dalam catatan Deputi 1 Bidang Pencegahan BNPT kelompok ini sekarang menyasar masjid dan pesantren untuk dijadikan basis aksinya.
Untuk mencegah makin meluasnya propaganda dan pengaruh paham radikal teroris ini sejak lama BNPT membentuk Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) di sejumlah propinsi. FKPT ini menjadi tempat sejumlah tokoh masyarakat untuk turut memberikan saran dan laporan terkait perkembangan gerakan kelompok ini. Mereka pun turut membuat jejaring sosial agar masyarakat memiliki kepekaan atas bahaya terorisme di Indonesia.
Paham radikal dan aksi terorisme kini mulai merambah berbagai lini kehidupan masyarakat. Mereka secara berkelompok mulai menyusup ke tengah-tengah kehidupan masyarakat. Mereka menjadikan tempat-tempat basis sosial, seperti masjid dan lembaga pendidikan, sebagai sasaran propaganda. Mereka berfikir dengan ‘menguasai’ masjid dan lembaga pendidikan, propaganda kekerasan yang jadi brandmark selama ini akan mudah diterima masyarakat.
Karena itu, masyarakat harus bahu membahu menjaga lingkungannya, termasuk masjid dan lembaga pendidikan Islam, agar tidak terpengaruh ajakan dan propaganda yang berakibat pada kerusakan sistem sosial dan masyarakat serta keamanan negara di masa yang akan datang. Salah satu cara menanggulanginya adalah dengan penguatan nilai-nilai keagamaan yang moderat atau rahmatan lil ‘alamin, yang melindungi dan mengayomi semua warga negara dengan berbagai latar belakang etnis dan agama.
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan juga harus makin ditekankan di tengah-tengah masyarakat, baik di sekolah maupun di lingkungan sosial. Nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki Indonesia, sesungguhnya telah terbukti dapat menjadi perekat antar komponen bangsa yang berlatar belakang berbeda. Sejarah membuktikan, hanya ideologi Pancasila yang dapat diterima oleh semua kelompok penting bangsa ini.
Untuk mendukung cita-cita tersebut tentu saja peran media massa menjadi sangat penting. Media massa memiliki kemampuan jangkauan yang sangat luas untuk menebarkan informasi kepada masyarakat. Jika informasi yang disampaikan media massa itu baik dan positif, maka masyarakat akan tercerahkan dan opini publik akan terbawa ke arah yang lebih baik.
Sebagai contoh peran media adalah soal keberadaan ISIS yang kini meresahkan dunia internasional. ISIS kini dianggap sebagai penjahat agama nomor wahid di dunia. Media dengan berbagai fakta yang ada secara mudah dapat menjelaskan kepada masyarakat bahwa ISIS adalah konflik lokal yang terjadi di Irak dan Syiria yang bersumber dari persoalan politik. Karena memang fakta-fakta yang ada menyebutkan bahwa organisasi ini tidak ada kaitannya dengan agama, hanya saja mereka menunggangi agama untuk kepentingan politiknya semata.
Selain janji-janji surga yang ditawarkan ISIS, kelompok teror yang mulai melakukan propaganda di Indonesia ini pun mengiming-imingi gaji dan kesejahteraan bagi orang yang bersedia ‘mati konyol’ di sana. Fakta terkait janji-janji palsu tersebut dapat disebarluaskan oleh media massa agar masyarakat yang belum tahu menjadi mengerti dan tidak mudah terkena propaganda hitam yang mereka tebar.