Sulu – Kelompok teroris Filipina pimpinan Abu Sayyaf dilaporkan telah membebaskan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang mereka sandera di laut dekat Malaysia awal tahun lalu. Ketiga WNI itu dibebaskan pada Jumat (14/9), di Kota Indanan, Provinsi Sulu, dengan bantuan Front Pembebasan Islam Moro (MILF).
Ketiga sandera yang dibebaskan itu adalah Hamdam Salim, Subandi Sattuh dan Sudarlan Samansung. Ketiganya langsung diserahkan kepada Duta Besar Indonesia Untuk Filipina di bagian selatan Kota Zamboanga Minggu (16/8) sore. Demikian pernyataan dari pihak militer Filipina yang disitat VoA.
Ketiganya diculik di bawah todongan senjata oleh orang-orang yang diduga sebagai gerilyawan Abu Sayyaf saat sedang berlayar dengan kapal cepat di laut di Negara Bagian Sabah, Malaysia, pada Januari 2017.
Para sandera itu kemudian dibawa dengan perahu motor ke tempat persembunyian para teroris di dalam hutan belantara di Sulu, sebuah provinsi miskin yang berpenduduk mayoritas Muslim di bagian selatan Filipina, dimana kelompok teroris Abu Sayyaf berkuasa sejak akhir 1980-an.
Juru bicara militer di kawasan itu, Letkol. Gerry Besana mengatakan, pihaknya tidak tahu apakah ada uang tebusan yang dibayar untuk membebaskan ketiga sandera itu. Namun ia menambahkan bahwa tekanan ofensif tanpa henti dari pihak militer bersama MILF diduga menjadi alasan kuat para penculik membebaskan sandera-sandera tersebut.
Upaya Filipina, Malaysia dan Indonesia untuk terus meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan laut telah mengurangi jumlah pembajakan dan penculikan dalam beberapa bulan terakhir ini. Aksi kriminal itu umumnya dilakukan oleh pengikut Abu Sayyaf, kelompok yang sudah dimasukkan otoritas Filipina dan Amerika Serikat dalam daftar hitam organisasi teroris.