Mamuju – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Barat, Kamis (13/9/2018), menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme. Secara khusus penyuluh agama diajak menjaga keutuhan Sulawesi Barat.
“Usia Sulawesi Barat baru empat belas tahun. Jika kita tidak menjaga dan mengatur, wilayah kita ini bukan tidak mungkin hancur oleh radikalisme dan terorisme,” kata Asisten 1 Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat, H. M. Natsir.
Natsir menambahkan, masyarakat Sulawesi Barat selama ini mampu hidup berdampingan, apapun suku, agama dan latar belakangnya. Hal tersebut diharapkan menjadi tantangan bagi penyuluh agama untuk tetap menjaganya.
“Radikalisme berpotensi memecah-belah masyarakat. Penyuluh agama diharapkan mampu membawakan dakwah-dakwah yang mempererat persatuan, memupuk perdamaian,” tambah Natsir.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, masih kata Natsir, akan mendukung penuh setiap upaya menjaga kedamaian di masyarakat. “Kami koordinasikan dengan Kementerian Agama bagaimana meningkatkan kesejahteraan penyuluh agama,” tuntasnya.
Kepala Bidang Pembinaan Masyarakat Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Barat, Misbahuddin, mendorong penyuluh agama berdakwah dengan cara-cara yang kekinian. Akan tetapi dia berpesan, dakwah oleh penyuluh agama harus tetap mengedepankan kesantunan.
“Pelaku terorisme menyebarluaskan ajaran radikal dengan cara-cara yang semakin canggih, pakai media sosial. Penyuluh agama tidak boleh kalah,” ujar Misbahuddin.
Di akhir sambutannya, Misbahuddin meminta penyuluh agama untuk terus menguatkan keyakinan jika terorisme bukan ajaran agama. Pesan ini disampaikan untuk membentengi masyarakat dari dukungan dan keterlibatan di dalam terorisme.
“Islam agama Damai, Damai itu Islam. Jika ada ajaran mengatasnamakan Islam tapi mengajak kekerasan, jelas itu bukan ajara Islam,” pungkas Misbahuddin. [shk/shk]