Jakarta – Pengamat terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Roby Sugara memprediksi tewasnya Katibah Nusantara kelompok teroris ISIS Bahrun Naim dan Abu Ghaida pada saat operasi militer Amerika Serikat di Afganistan dapat mengurangi pengaruh ISIS di Indonesia.
Bahrun Naim dan Abu Ghaida dinilai memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kelompok teror Jamaah Ansharut Daullah (JAD) dan ISIS Indonesia. Menurutnya, informasi kematian kedua pimpinan ISIS Indonesia itu dapat mengurangi ketergantungan para teroris untuk melakukan aksi teror di Indonesia.
“Informasi ini tentunya dapat mengurangi pengaruh ISIS dan kelompok teroris lain yang terafiliasi ISIS di Indonesia. Hal ini tentunya bisa melemahkan semua kelompok teroris di Tanah Air,” tuturnya, demikian seperti dilansir Bisnis.com, Senin (10/9/2018).
Dia mengakui informasi mengenai tewasnya Bahrun Naim saat melakukan aksi jihad sudah beberapa kali tersiar di seluruh dunia, meskipun belum ditemukan jenazah Bahrun Naim. Menurut Roby, Pemerintah Indonesia akan sangat sulit mengidentifikasi jenazah Bahrun Naim karena tidak ada militer Indonesia yang berkoalisi dengan Amerika Serikat di medan perang untuk melihat langsung jenazah Bahrun Naim.
“Kecuali kalau ada pasukan Indonesia di sana, baru kita bisa identifikasi jenazah Bahrun Naim langsung. Saat ini kita hanya bisa mengandalkan informasi yang dikirimkan Pemerintah AS atau Rusia tentang tewasnya Bahrun Naim,” katanya.
Roby juga berpandangan alasan Pemerintah Amerika Serikat tidak mengembalikan jenazah Bahrun Naim ke Tanah Air yaitu karena jenazah itu akan ditafsirkan berbagai macam oleh pendukungnya di Indonesia. Dia mencontohkan seperti kasus Osama bin Laden beberapa tahun silam, Pemerintah Amerika Serikat tidak mengembalikan jenazah pimpinan Al-Qaeda itu karena dikhawatirkan akan dijadikan motiviasi para pelaku teror untuk memperkuat serangannya.
“Jenazah itu kan kalau dikembalikan akan dibekukan dulu sebelum dipulangkan. Kemudian saat tiba di kediamannya, jenazah itu akan segar kembali dan wangi, kemudian hal itu akan ditafsirkan yang aneh-aneh oleh pendukung di negara asalnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu telah mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis di Pentagon Washington DC atas operasi militer Amerika Serikat di Afganistan yang diklaim telah menewaskan Bahrun Naim dan Abu Ghaida.
Ryamizard berharap kesamaan visi memberantas tindak pidana terorisme di Indonesia dan Amerika Serikat tersebut dapat menjadi landasan agar kedua negara itu dapat meningkatkan hubungan kerja sama di bidang Pertahanan.