Jakarta – Tokoh ISIS asal Indonesia Bahrun Naim dipastikan telah tewas bersama putra pimpinan tertinggi ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, Hudhayfah Al Badri. Kepastian itu diungkapkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, setelah mendapat surat resmi dari Menhan Amerika Serikat, James Norman Mattis, 20 Juli lalu.
“Bahrum Naim dan Al Badri tewas di Suriah dalam serangan lewat pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat,” ungkap Menhan Ryamizard, Senin (10/9/2018).
Ryamizard melanjutkan bahwa Bahrun Naim tewas pada 23 Mei 2018 lalu lewat operasi militer menggunakan drone yang dilancarkan militer AS. Dalam surat itu disebutkan bahwa Bahrun Naim tewas serangan drone yang telah lama mengikutinya, sedangkan Hudhayfah Al Badri mati karena bom bunuh diri.
Ryamizard menegaskan informasi soal kematian Bahrun Naim ini sangat akurat karena disampaikan langsung dari pihak AS. Kepastian ini diungkapkan sekaligus untuk mencegah informasi yang simpang siur di masyarakat mengenai Bahrum Naim. Sebab, kabar kematian Bahrun Naim kerap kali muncul, namun kebenarannya masih belum bisa dipastikan secara akurat.
Selain itu, lanjut Ryamizard, pemerintah AS juga sudah melakukan autopsi jenazah guna mengetahui DNA milik Bahrun Naim. Ia mengungkapkan bila informasi itu disampaikan Menhan AS, maka informasi itu hampir 95 persen akurat.
Di sisi lain, Ryamizard pun turut berharap kerja sama di bidang penanggulangan terorisme antara Indonesia dan AS dapat berjalan baik. Ia menyarankan agar aparat keamanan di Indonesia terus meningkatkan kemampuan intelijennya dalam memburu terorisme di dalam negeri.
Bahrun Naim mulai dikenal luas setelah polisi menyebutnya sebagai dalang aksi teror di Jakarta, bom Thamrin, Januari 2016. Bahrun dituding polisi sebagai dalang insiden yang menewaskan delapan orang itu. Ia diyakini menjadi penyuplai dana untuk para pelaku.
Pria kelahiran 1983 disebut sebagai salah satu sosok yang berbahaya. Sebab dia diketahui sudah bergabung dengan ISIS sejak lama. Ia dipercaya mengendalikan jaringan teror di Indonesia dengan cara merekrut, melatih, dan merencanakan serangan.
Setelah kejadian itu, nama Bahrun Naim selalu disebut sebagai otak aksi teror. Terbaru saat polisi menyebut Bahrun Naim adalah perekrut, instruktur sekaligus penyuplai dana bagi jaringan teroris Bekasi yang berencana meledakan bom bunuh diri di Istana.