Moskwa – Militer Rusia menuding ada dua jet tempur Amerika Serikat menjatuhkan bom fosfor di Provinsi Deir Ezzor, Suriah, pada akhir pekan lalu.
Menurut Pusat Rekonsilasi Rusia di Suriah, kota Hajin dibom dengan bom fosfor putih pada hari Sabtu (10/9). Pengunaan senjata yang dilarang di bawah Konvensi Jenewa itu menyebabkan kebakaran besar-besaran.
“Setelah serangan, kebakaran besar terlihat di daerah itu,” kata Letnan Jenderal Vladimir Savchenko, Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah. Menurutnya, belum ada informasi tentang korban jiwa akibat pemboman tersebut.
Kantor berita Rusia, TASS dan RIA, melaporkan bahwa serangan itu menargetkan kota Hajin, kantung ISIS terakhir di Suriah.
Tak lama setelah kabar ini tersebar, juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Sean Robertson, langsung merilis pernyataan bantahan penggunaan bom fosfor di Suriah.
“Saat ini, kami belum menerima laporan penggunaan fosfor putih. Tak ada unit militer di daerah tersebut bahkan memiliki amunisi fosfor putih,” ujar Robertson, seperti dikutip Reuters, senin (10/9).
Meski demikian, sejumlah kelompok pemerhati hak asasi manusia selama ini memang kerap menyatakan bahwa koalisi AS menggunakan fosfor putih untuk menggempur ISIS.
Saat dijatuhkan, bom ini dapat menimbulkan asap putih tebal dan biasa digunakan untuk melakukan pembakaran. Pemerhati HAM khawatir karena bom ini dapat membunuh dan membakar manusia hingga menembus tulang.
Namun, koalisi AS terus membantah laporan tersebut. Mereka memastikan bahwa serangan udara mereka tepat sasaran dan tidak menggunakan amunisi yang dilarang.
Ketegangan antara AS dan Rusia sendiri sedang meningkat menyusul pertimbangan pemerintahan Donald Trump untuk mengambil opsi militer di Suriah.
Opsi itu dipertimbangkan karena Trump jengah dengan Suriah dan Rusia yang terus mengabaikan peringatan AS untuk tidak menggunakan senjata kimia di Idlib, dalam upaya mereka untuk merebut benteng terakhir pemberontak tersebut.