Momentum pelukan antara Presiden RI, Joko Widodo dengan Pesaingnya pada pilpres 2014 dan 2019 nanti Prabowo Subianto pada penyerahan medali emas cabang olahraga silat Indonesia betul-betul memberikan suasana haru.
Peristiwa ini juga menjadi inspirasi kepada kita seluruh bangsa Indonesia bahwa menghujat dan mendiskreditkan orang lain bukanlah tipe bangsa Indonesia. Karakter sesungguhnya bangsa Indonesia adalah bersaudara kapanpun dan dimanapun tanpa harus melihat status politik dan latar belakang masing-masing. Yang kalah menghormati yang menang dan yang menang menghormati yang kalah. Itulah salah satu pesan tak tersirat yang dapat dimaknai pada momentum pelukan kedua tokoh tersebut.
Presiden RI dan Prabowo Subianto telah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita dalam berbangsa dan bernegara. Pertarungan untuk mendapatkan kekuasaan adalah sesuatu yang wajar dan saling membenci dan mencaci maki yang dapat merusak hubungan persaudaraan bangsa adalah sesuatu yang tidak wajar.
Jika memperhatikan reaksi dan respon masyarakat terhadap Asian Games khususnya di media sosial cukup beragam dan seringkali menggiring seseorang untuk saling membenci. Narasi-narasi yang dikembangkan oleh kelompok tertentu cenderung mengandung isu-isu yang semestinya tidak perlu publikasikan apalagi mengaitkan agama dan suksesi politik dengan Asian Games.
Asian Games sejatinya patut dijadikan momentum untuk mempersatukan visi bangsa Indonesia ke depan paling tidak mengenai olahraga dan berbagai cabangnya. Asian Games harus diletakkan proporsional bukan dikaitkan dengan politik dan agama karena kedua hal tersebut sama sekali tidak ada kaitannya.
Dalam pelaksanaan Asian Games sama sekali tidak ada unsur perbedaan antara satu dengan yang lain. Muslim berhak menggunakan busananya selama itu yang membuat mereka lebih leluasa bergerak dan yang lain juga demikian. Tidak ada pembatasan khususnya dalam masalah keyakinan, semua sama di depan panitia dan juri. Demikian pula dalam masalah afiliasi politik semua diperlakukan sama apapun latar belakang politiknya dan panitia tidak mungkin akan mengikuti keinginan satu kelompok politik.
Apa yang telah dipertontonkan oleh kedua tokoh dan negarawan di atas semestinya dapat dimaknai secara positif bahwa masyarakat tidak perlu larut dalam pertikaian kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lain. Masyarakat tidak perlu tergiring dengan berbagai isu-isu tidak sedap yang hanya akan menimbulkan kebencian antara sesama. Kepentingan bangsa dan negara jauh lebih berharga daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Karena itu, momentum pelukan kedua tokoh pada Asian Games seyogyanya pula menjadi titik awal tekad kita semuanya bahwa kita semua adalah bersaudara tanpa harus saling membenci.