Riyadh – Pemerintah Rusia dan Arab Saudi bertekad menumpas terorisme dalam semua bentuknya. Hal itu ditegaskan ketika Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow, pada Rabu (29/8).
“Negara kita penuh dengan tekad untuk melakukan perjuangan tanpa kompromi melawan terorisme dalam semua manifestasinya, dengan memberikan perhatian khusus untuk memberantas ideologi teroris dan ekstremis,” kata Lavrov, dikutip laman kantor berita Rusia TASS, Rabu (29/8).
Saat ini Saudi dan Rusia memiliki hubungan cukup erat. Kendati demikian, kedua negara sempat bersitegang terkait konflik dan krisis di Suriah. Riyadh, yang memihak pada kubu oposisi menghendaki agar Presiden Suriah Bashar al-Assad lengser dari jabatannya. Sementara Moskow bersikap sebaliknya.
Hubungan kedua negara kembali membaik ketika Raja Arab Saudi melakukan kunjungan ke Rusia pada Oktober 2017. Raja Salman mengatakan, berbagai hal yang dibahas dan kesepakatan yang tercapai selama kunjungannya ke Rusia menunjukkan tekad kedua negara untuk mempererat hubungan bilateral.
Ia pun mengucapkan terima kasih atas sambutan dan jamuan yang diberikan Rusia selama dia berada di negara tersebut. Raja Salman juga mengundang Putin untuk melakukan kunjungan balasan ke Saudi.
Baru-baru ini, Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika Mikhail Bogdanov mengatakan Vladimir Putin tengah merencanakan kunjungan balasan ke Saudi. “Kunjungan itu (ke Saudi) sedang dipertimbangkan, tanggalnya akan tergantung pada jadwal presiden (Putin),” ujarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan negaranya juga berencana menggelar pekan kebudayaan Rusia di Saudi. “Pekan Budaya Rusia, yang direncanakan digelar di Arab Saudi pada musim gugur, akan berkontribusi meningkatkan hubungan kemanusiaan antara kedua negara,” ujarnya.